Vice Versa (Chapter 40)

Title : Vice Versa

Author : Navaya

Cast :

Kim Taeyeon

Jung Sooyeon

Hwang Miyoung

Kwon Yuri

Im Yoona

Seo Joohyun

Lee Soonkyu

Choi Sooyoung

Kim Hyoyeon

Genre : Drama, Romance, Crime, Mystery, Thriller

Length : Series

Song List:

Madilyn Bailey – Wrecking Ball (Cover Miley Cyrus)

Girls’ Generation Tiffany – Ring

Mariah Carey ft Neyo – Angel’s Cry

Bruno Mars – Talking To The Moon

The Script – Breakeven

One Republic – Apologize

Desclaimer:

This is just for fun.

Just a pure fiction story.

Imagination. Fantasy. Dream.

 

Copyright. ©Navaya 2014. All right reserved

Please, don’t try to copy this story without prior written permission from the Author.

Thanks 🙂

– Let it go.. –

Happy Reading

 

This Is It

CHAPTER 40

Yuri POV

“Sica-ah..” Aku membuka pintu rumah Jessica dan melangkah masuk ke dalam. Sudah menjadi kebiasaanku setiap kali aku datang ke rumahnya. Rumah kami yang berdekatan memang memudahkan kami untuk bertemu. Itu salah satu alasan kenapa aku membeli rumah yang berada satu kompleks yang sama dengannya. Agar aku bisa melihatnya kapanpun aku merindukannya.

“Sooyeon-ah..” Aku kembali memanggilnya saat tak menemukannya di ruang tengah, tempat dimana biasanya dia menghabiskan waktu untuk bersantai. Dia tidak ada. Sayup-sayup aku mendengar suaranya yang tengah bersenandung dan membuatku tersenyum tanpa sadar. Kakiku melangkah ringan menuju pantry dan melihat satu sosok tengah berdiri membelakangiku. Kekasihku.

“Babe..” Aku memeluknya dari belakang dan membuatnya terlonjak kaget.

“Yul! Kau mengagetkanku!” Dia berbalik sambil dengan tangan memegang dadanya. “Bagaimana jika kelakuanmu tadi membuatku mati karena serangan jantung?” Dia mengerucutkan bibirnya. Membuatku menunduk dan mengecupnya.

“Kau berlebihan.” Aku menggelengkan kepala dengan tangan yang bergerak merapikan rambutnya. “Bagaimana bisa kau terkena serangan jantung jika Kwon Yuri yang menawan ini tengah memelukmu seerat ini?”

“Kalaupun aku tidak terkena serangan jantung, aku memiliki kesempatan untuk mati kapan saja, Yul. Umur manusia siapa yang tahu?”

Aku mengerutkan dahi mendengar kata-katanya. Tidak biasanya dia menjadi serius seperti ini. Dan lagi apa tadi yang dia katakan? Mati?

“Yul, lepaskan aku.” Suara Jessica menyadarkanku. Refleks aku melepas rangkulan tanganku di pinggangnya. Gadisku tersenyum dan mencium pipiku sebelum kembali membalikkan tubuhnya. Penasaran, aku mengikuti dan berdiri di belakangnya. Dari balik bahunya, aku melihatnya tengah menyiapkan sesuatu.

“Ta-da!!” Dia mengambil piring dengan kedua tangannya dan menunjukkan padaku dengan senyum bangga. “Aku membuatkannya khusus untukmu, Yul.”

Dia berjalan cepat ke meja makan, menaruh piring-piring itu lalu kembali untuk menarikku dan mengambil satu mangkuk lain. Dengan gerakan cepat dia menarik kursi dan menyuruhku duduk. Aku menurut dan menatap jejeran piring di hadapanku. Creamy mushroom soup, spaghetti carbonara dan mix salad.

“Ya! Aku membuatnya untuk kau coba bukan untuk kau lihat.” Jessica duduk di sebelahku dan menaruh satu piring terakhir berisi cannelloni yang entah berisi apa.

“Kau membuatnya sendiri? Untukku?” Aku menunjuk diriku sendiri dengan wajah tak percaya.

“Hmm..” Jessica mengangguk dan mengambil peralatan makan. “Aku sengaja bangun pagi untuk menyiapkan semua ini. Sekarang sudah jam makan siang, kau pasti lapar.” Dia memotong cannelloni menjadi potongan kecil dan menusukkan satu untukku.

“Buka mulutmu.” Pintanya sambil mendekatkan potongan cannelloni di bibirku. Kembali aku menurut dan membiarkannya menyuapiku.

“Hmmm..” aku bergumam sambil mengunyah.

Eotthe?” Dia menatapku dengan satu tangan yang menahan dagunya. Kyeopta!

“Hmmm.. Aaaaa..” Aku hanya bergumam dan membuka mulutku lagi. Memintanya menyuapiku potongan berikutnya.

Eotthe, Yuri-ah?” Tanyanya lagi beberapa saat setelah menyuapkan sepotong cannelloni padaku.

Aku mengacungkan kedua ibu jariku dengan senyum puas.

Jinjja?” Dia membulatkan matanya dengan wajah tak percaya. Ikut menyuapkan sepotong ke dalam mulutnya. Mencoba menganalisa hasil masakannya sendiri.

“Aku tidak bohong kan?” Aku meraih dagunya dengan tatapan mata mengarah padanya.

Dia menyeringai dan menganggukkan kepala. Dengan cepat tangannya mengambil ponsel dan mengambil gambar hasil masakannya dengan kamera ponsel. Membuatnya mengabaikanku dan ganti sibuk dengan ponselnya.

“Apa yang kau lakukan?” Aku bertanya sambil tetap mencicipi masakannya.

“Mengirimkan semua foto ini pada Hwang Miyoung.” Dia menjawab acuh. Tetap serius menatap layar ponselnya dengan senyum terukir di bibirnya.

Waeyo? Aku tidak ingin membagi masakanmu dengannya.” Protesku sambil memutar garpu untuk mencicipi spaghetti.

Aniyo. Semua ini untukmu, Sayang. Aku hanya ingin menunjukkan padanya bahwa aku pun bisa memasak dengan benar. Memangnya hanya dia yang mampu?” Ucapnya dengan senyum bangga.

“Tiffany memasak? Kurasa akhir-akhir ini aku tidak mendengar berita buruk seperti pantry kebakaran atau Taeng yang keracunan.” Aku menaikkan alisku dan membayangkan apa yang kukatakan.

“Dia membuatkan cupcakes untuk Taeng dan memamerkannya padaku.” Jessica menyedekapkan tangannya sambil menghela napas lega.

Ah iya, beberapa waktu lalu Sunny bercerita bahwa dia baru saja mengajarkan Tiffany membuat cupcakes dan itu membuat Fany begitu bersemangat mencoba. Aku hanya berharap Tiffany tidak akan sering membuatnya karena jika hal iu terjadi, Taeng akan sakit gigi karena kebanyakan mengonsumsi gula dalam cupcakes buatannya.

“Sekarang skornya menjadi satu sama.” Dia kembali tersenyum.

“Jika seperti ini, hasilnya bukan lagi satu sama, Baby. Tapi 4-1. Lihat! Kau membuatkan empat masakan untukku.” Aku melebarkan tanganku memperlihatkan isi meja. “Sooyeonie jjang!! Miyoungie pasti kelabakan melihat apa yang kau lakukan dan dia akan memaksa Soonkyu untuk mengajarinya memasak.” Ucapku dengan bangga.

Kupikir aku akan melihat wajahnya yang merona karena kata-kataku. Namun yang terjadi Jessica malah mengerutkan dahinya.

“Soonkyu?” tanyanya dengan intonasi menyelidik.

“He-eh.” Aku mengangguk. “Soonkyu yang menemani dan mengajari Fany membuat cupcakes.” Jelasku padanya.

Aku tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini Sica begitu sensitif dengan apapun menyangkut Sunny. Bukan sensitif dalam arti buruk. Sebaliknya, aku merasa Sica begitu perhatian padanya. Seringkali dia langsung mencari Sunny sesampainya dia di dorm atau di ruang latihan. Jujur saja, terkadang hal itu membuatku cemburu.

Waeyo?” Aku bertanya saat menyadari Sica menjadi diam semenjak aku menyinggung tentang Sunny.

Jessica menggeleng dan kembali mengerucutkan bibirnya.

“Jika saja aku tahu bahwa saat itu Fany dibantu oleh Sunny, seharusnya tadi aku juga meminta bantuan Hyoyeon untuk mengajarkanku memasak.” Kali ini aku tertawa mendengar gerutuannya. Kupikir ada apa dengannya hingga dia tampak berpikir begitu dalam. “Jariku sampai terluka saat menyiapkan ini semua.” Terusnya sambil menunjukkan telapak tangannya.

Omo!” Aku mengusap tiga jarinya yang terbalut plester. Mengecupnya cepat dengan khawatir.

Gwenchana, Yuri-ah. Ini tidak ada artinya jika apa yang kulakukan ini membuatmu puas.” Dia tersenyum manis sambil mengusap pipiku. “Aku tahu kau sedang dalam program diet tapi aku tidak dapat menahan diri untuk membuatkanmu semua ini. Aku sengaja menambahkan banyak sayuran meski aku tahu hal itu tak banyak membantu mengingat begitu banyak lemak yang terkandung dalam setiap masakanku.” Lagi-lagi dia tersenyum lucu sambil mengusap-usap perutku.

“Jessica Jung Sooyeon, kekasihku yang cantik dan baik hatinya telah membuatkan semua ini untukku. Aku pasti akan menghabiskan semuanya hingga tak tersisa. Aku tidak peduli dengan program diet itu.” Aku meraih mangkuk berisi sup dan mulai menyuapkannya ke dalam mulutku. “Mmm untuk yang ini, kurasa rasanya terlalu hambar. Mungkin ada bumbu yang terlewat olehmu.” Kali ini aku sengaja mengerjainya. Memang rasa supnya agak sedikit hambar namun bagiku ini lebih dari cukup mengingat betapa buruknya Jessica dengan segala hal yang berhubungan dengan dapur dan apa yang dia lakukan hari ini benar-benar membuatku tersentuh.

Jinjja?” Kini Jessica tampak panik. Dia mengambil sendok dari tanganku. Hendak mencicipi masakannya. Aku membiarkannya mengecap masakannya.

“Hmm kau benar. Aku telah memasukkn semua bumbu sesuai dengan resep, mungkin takaran yang kugunakan kurang sesuai.” Dia kembali menganalisa masakannya setelah beberapa kali menyendok.

“Aku tahu bagaimana cara agar sup ini menjadi semakin lezat.” Tiba-tiba satu ide terlintas di kepalaku saat aku kembali menyuapkan sup ke dalam mulutku.

“Bagaimana? Apa aku perlu menambahkan garam? Keju? Lada?” Dia bertanya ingin tahu. Namun sesaat kemudian dia mengambil tissue sambil menggelengkan kepalanya. Kurasa dia kesal melihat sisa cream sup yang sengaja kutinggal di bibirku. “Kau ini.. Sudah sebesar ini kenapa kau tidak bisa makan dengan benar. Lihat sisa cream ini-”

Belum selesai Sica berbicara, aku mencondongkan tubuhku padanya dan mencium bibirnya. Sengaja membuat sisa cream di bibirku ikut menempel padanya.

“Hmmm.. Sekarang terasa lebih lezat!” Ucapku sambil menjilat bibirku.

“Yuri-ah! Kau jorok sekali!!” Dia memukul lenganku dan berusaha mengusap sisa cream di bibirnya menggunakan tissue. Namun dengan cepat tanganku menahan gerakannya. Aku kembali mencium bibirnya. Bergantian menjilat sisa cream pada bibir atas dan bawahnya. Membuat Jessica yang tadinya diam kini bergerak menyambut ciumanku. Bibirnya bergerak membalas ciumanku. Kedua tangannya kini merangkul leherku. Menahan kepalaku untuk semakin memperdalam ciuman kami. Jika sudah begini, maka kubiarkan semua mengikuti naluri. Hanya tangan, bibir dan lidah kami yang berkomunikasi. Bergerak lembut dengan perlahan dan penuh rasa yang membuatku tak ingin berhenti. Selama beberapa saat kami tetap bercumbu hingga akhirnya kuputuskan untuk melepas ciuman kami. Tersenyum puas saat kulihat wajah kekasihku yang memerah.

“Yuri..” Ucapnya dengan suara tertahan karena berusaha mengatur napasnya yang terengah.

Aku mengusap lembut wajahnya yang berkeringat. Merapikan rambutnya yang berantakan dan kembali memberinya satu kecupan cepat.

“Terima kasih untuk segalanya, Sooyeonie. Aku mencintaimu.”

 

***

Tiffany POV

“Ppani-ah!!” Suara familiar itu terdengar. Membuatku mengalihkan konsentrasiku dari kertas desain di hadapanku menuju pintu ruangan.

Ahhh Taetae.. Melihatnya datang, Prince yang sejak tadi berbaring malas di pangkuanku melompat turun dan berlari kecil menuju Taetae. Menyalak dan menggoyangkan ekornya untuk menarik perhatian Taetae.

Annyeong, Prin-se.” Taetae berjongkok dengan satu lututnya menyentuh lantai. Mengusap-usap kepala Prince yang menggosok-gosokkan tubuhnya di kaki Taetae.

“Lihat apa yang kubawa.” Dia melepas tas ransel di punggungnya dan membukanya. Mengeluarkan satu bungkusan yang membuatku tertawa. “Ta-da!! Lihat!! Gummy bear!! Yummy!!” Dia bertepuk tangan lalu membuka bungkusnya dan memasukkan beberapa ke dalam mulutnya. Mengunyahnya dengan gaya lucu. Kulihat Prince menatapnya dengan pandangan ingin. Menyalak pada Taetae sebagai tanda meminta.

“Ini untukku Prin-se, bukan untukmu. Kau tidak boleh memakan ini. Lihat Mr. Bear ini menyeramkan! Dia akan memakanmu, Prin-se! Dia akan memakanmu!!! Wraaaawwww..” Ucapnya menakut-nakuti Prince dengan raut wajah yang dibuat menyeramkan. Matanya  melotot dengan mulut membuka memperlihatkan gigi putihnya. Mungkin baginya seperti itulah definisi menyeramkan. Namun bagiku, dia tampak menggemaskan. Sayangnya Prince pun menganggap itu sesuatu yang menyeramkan. Dia berlari kembali mendekatiku. Aku meraih tubuh kecil itu dan kembali memangkunya. Prince meringkuk dengan wajah ketakutan. Poor, my Baby Boy..

“Hei, apa yang kau lakukan? Lihat! Prince menjadi takut karenamu.” Aku berpura-pura marah padanya. Kekasihku benar-benar membuatku harus menahan diri. Aku sangat ingin memeluk dan menciumi wajahnya yang kekanakan sekarang juga. Namun berada di tempat public membuatku harus berhati-hati. Dengan mengenakan sweater kebesaran berwarna baby pink dengan tanda love besar berwarna putih di tengahnya membuatnya sangat menggemaskan. Cute. Aku memiliki satu sweater yang sama. Hanya saja milikku berwarna merah. Aku sengaja memaksanya memakai warna baby pink karena aku ingin memakai warna merah dan aku tetap ingin di antara kami ada yang memakai warna pink. Egois memang, tapi aku tahu Taetae tidak akan mengatakan ‘tidak’ padaku. Meski awalnya dia menolak, pada akhirnya dia menerima dan merelakan sweater biru tetap terpampang manis di department store.

“Ya! Kau itu namja! Kenapa tingkahmu seperti ini, Prin-se?” Ucapnya memarahi Prince. Membuat Prince semakin meringkuk di pangkuanku.

“Berhentilah mengganggunya, Taetae. Apa kau lupa bagaimana Prince tidak mau mengikuti perintahmu saat kau merekam video untuknya? Jika kau terus seperti ini, Prince akan sulit untuk merasa nyaman di dekatmu.” Kata-kataku membuat Taetae mengerucutkan bibirnya.

“Aku hanya bercanda tapi dia sensitif sekali.” Taetae duduk di sebelahku dan kembali membuka tasnya. Mengeluarkan bungkusan lain yang membuatku tersenyum. Dia membawakan snack anjing kesukaan Prince.

“Prin-se, mianhae. Daedae Noona hanya bercanda. Lihat apa yang kubawa? Ini snack kesukaanmu.” Taetae mengulurkan tangannya pada Prince. Prince yang tadinya meringkuk takut kini berdiri dan menyalak berkali-kali. Mendekati Taetae dan mengambil snack di telapak tangannya dengan lidahnya.

“Hiiiii.. Geli… Prin-se, geli..” Taetae bergidik dengan senyum lucu saat Prince menjilati telapak tangannya. Dia meraih Prince dan menaruhnya di atas pangkuannya. Kembali memberi Prince snack sambil mengusap-usap kepala dan badannya.

“Taetae.” Aku memanggilnya pelan.

Ne?” Taetae menoleh sekilas dan kembali terfokus pada Prince. Pemandangan seperti ini benar-benar menghangatkan hatiku.

“Apa kau tahu kenapa aku menamakannya Prince?” Aku bertanya serius.

“Karena kau Cinderella Complex.” Dia berucap cepat.

Sembarangan saja. Sejak kapan aku terkena virus Cinderella Complex? Anak ini.. Jika dia bukan kekasihku, kuhajar kau. Sica dan Sooyoung lebih pantas mendapat sebutan seperti itu dibanding aku.

Aniyo.. Masa kau tidak tahu?” Dia tampak berpikir sesaat sebelum membuka suara.

“Karena kau adalah mantan kekasih Thai Prince.” Ucapnya kembali tanpa berpikir.

“YA!” Kali ini aku benar-benar kesal padanya. Apa maksudnya dia kembali membawa-bawa masa laluku? Namun melihat raut wajahnya yang berubah gloomy membuatku merasa bersalah. Sepertinya dia masih merasa tidak nyaman pada segala sesuatu yang mengaitkanku dengan Khun Oppa. Ya, tidak sepenuhnya salah Taetae. Aku yang membuatnya merasa tidak nyaman. Jika saja saat itu aku tidak membiarkan emosi mengambil alih logikaku, dia tidak akan melihat tingkah kekanakanku yang dengan sengaja mencium Khun Oppa. Kini dia tidak menjawab balik teriakanku. Sebaliknya, dia menarik napas dalam dan menghembuskannya kuat-kuat sebelum menatapku.

Mianhae. Jika mendengar kata Prince, di kepalaku hanya ada Thai Prince. Belum lagi beberapa kali aku pernah membaca artikel yang menyebut alasanmu menamakan anjingmu Prince karena Thai Prince. Setidaknya itu-”

“Aku tidak peduli apa yang mereka katakan di sana.” Aku memotong kalimatnya. Kurasa dia harus mendengarnya langsung dariku. “Tapi di kepalaku, di hatiku, di mataku, di dalam setiap mimpi dan fantasiku hanya ada NAE WANGJANIM. KIM TAEYEON.” Aku menekankan empat kata terakhir dalam kalimatku dan mengecup cepat bibirnya. Kulihat wajahnya yang memerah karena kelakuan spontanku tadi. Membuatku ingin mencubit kedua pipinya.

“Prince adalah penggantimu jika kau tidak ada, karena itu aku selalu membawa Prince kemanapun. Tidakkah kau merasa Prince memiliki kemiripan denganmu?” Aku ikut mengusap kepala Prince yang masih berada di pangkuan Taetae.

Ani. Prin-se tidak bisa bernyanyi sepertiku.” Dia menyeringai nakal dan membuatku kembali ingin melakukan sesuatu padanya.

Babo. Bukan itu maksudku. Kau dan Prin-se lahir di bulan yang sama. Sedikit banyak pasti memiliki sifat yang sama. Lihat! Terkadang Prince bersikap emo sepertimu. Tampak sedih, takut dan tidak nyaman. Namun dia dapat dengan mudah kembali terlihat excited saat ada sesuatu yang dia sukai. Contohnya seperti tadi saat kau menakutinya dan berakhir dengan memberinya snack. Benar-benar serupa dengan kau yang mendadak gloomy saat membahas Khun Oppa dan kembali terlihat senang saat aku menciummu. Atau saat kau lelah dan kembali bertingkah kekanakan saat diberi ice cream. Dan yang paling penting, kau dan Prince sama-sama tidak bisa jauh dariku.” Aku tersenyum lebar melihat wajah kekasihku yang tampak terkejut dengan penuturanku.

“Caramu menatapku serupa dengan cara Prince menatapku. Aku dapat merasakan cinta dalam tatapan kalian. Kau dan Prince pun sama-sama memiliki sikap posesif jika ada orang lain atau orang asing yang mendekatiku. Aku benar-benar merasa kalian menjagaku.” Aku meneruskan penuturanku. Ya, memang seperti itu adanya.

“Tapi Prin-se lebih menyukai Soonkyu daripada aku.” Dia kembali menggerutu.

“Bukankah kau pun begitu? Kau dan Soonkyu pun sangat dekat. Kalian benar-benar serupa.” Aku tertawa melihat raut wajah Taetae. Sudah lama rasanya aku tidak berada dalam situasi senyaman ini dengannya selama beberapa minggu terakhir. Kehadirannya disela break filming Fashion King ini benar-benar sebuah kejutan untukku.

Bogoshippo.” Aku mengusap wajahnya dengan jemariku.

Nado. Aku merindukanmu karena itu aku menemuimu.” Dia kambali merogoh tas jinjing yang sejak tadi dibawanya. Mengeluarkan dua kotak yang membuatku tersenyum. RedBull dan sekotak kopi instan. “Heechul Oppa dan Kangin Oppa menitipkan ini untukmu. Tapi aku tidak akan memberikannya langsung padamu. Kau hanya boleh meminum salah satunya paling banyak satu kali sehari.”

“Jadi kau menemuiku setelah bosan bermain dengan Oppadeul?” Aku kembali menggodanya.

“Kau tidak boleh cemburu karena seharian ini kau pun filming bersama Bora.” Dia membalas dengan wajah cemberut. Aku paling suka ekspresi cemburunya yang seperti ini.

Perlahan aku bangkit dan berjalan mendekati lemari pendingin yang memang tersedia di dalam ruanganku. Mengeluarkan sekotak cokelat. Hal lain yang disukai Taetae.

“Beberapa hari lalu aku bercerita padanya bahwa dalam waktu dekat mungkin kekasihku akan sibuk mempersiapkan diri sebagai special guest dalam mini konser Bumsoo Oppa. Bora bertanya padaku apa dia boleh memberikan sesuatu padamu. Kukatakan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh kau konsumsi karena itu Bora menitipkan cokelat ini untukmu. Cokelat akan membantumu menghilangkan stress.” Aku meraih tangannya dan mengusapnya menggunakan tissue basah. Sesuatu yang menjadi kebiasaanku setiap kali Taetae selesai bermain bersama Ginger dan Prince.

“Apa dia juga memberikanmu cokelat?” tanyanya dengan raut serius.

Aku menggeleng.

“Aku mudah gemuk jika banyak memakan cokelat. Tidak sepertimu. Ucapkan terima kasih pada Bora, arra?” Aku tahu dia masih cemburu dengan apa yang terjadi sebelumnya dan aku tak ingin dia terus seperti itu. Aku ingin Taetae bisa berbaur dengan nyaman bersama teman-teman dekatku. Aku bisa membuatnya dan Ailee yang awalnya jauh dengan Taetae menjadi dekat. Dan kini, meski awalnya sulit, kurasa nantinya Taetae dan Bora pun akan menjadi dekat.

Ne. Aku akan mendatangi ruangannya setelah ini.” Dia membuka kotak cokelat dan melahap sebuah tanpa ragu. Mengunyahnya perlahan sambil menjilati bibir mungilnya yang menggoda untuk kusentuh dengan bibirku.

“Untukmu.” Taetae menyodorkan sebuah cokelat di dekat bibirku. “Kurasa satu tidak akan membuatmu gemuk.”

Aku tersenyum dan membuka mulutku. Membiarkannya menyuapiku.

“Fany-ah.” Aku menoleh saat dia memanggilku. Kulihat dia menatap ke depan dengan raut serius. Tampak janggal. Terakhir kali aku melihatnya seperti ini adalah saat dia mengembalikan kalung kunci miliknya padaku tahun lalu. Hal ini tentu membuat perasaanku tak enak.

Waeyo?” Aku kembali meraih tangannya dan mengusap lembut punggung tangannya.

Kulihat dia menghela napas panjang seolah ada yang tengah membebani pikirannya. Aku tidak tahu apa yang saat ini dia pikirkan. Hingga akhirnya dia menggerakkan bibirnya dan membuatku tercengang. Satu pertanyaannya itu benar-benar membuatku tak nyaman. Mungkinkan dia meragukan perasaanku? Meragukan komitmen kami untuk terus bersama? Atau mungkin… Ahhh.. Tidak. Sudah lama aku tidak merasakan ketakutan seperti ini. Pertanyaannya itu seolah-olah Taetae akan pergi jauh meninggalkanku. Jinjja.. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Cukup. Saat ini aku bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa hidupku jika tanpamu, Taetae. Meski aku tahu apa yang kuinginkan, entah kenapa sulit untukku memberinya sebuah jawaban. Pertanyaannya benar-benar menggema di telingaku.

“Fany-ah, tidakkah kau terpikir untuk memiliki anak dan membangun sebuah keluarga?”

 

***

Yoona POV

Congrats, Maknae!!” Unniedeul berteriak gembira saat Joohyun memasuki ruang latihan setelah sesaat dia meninggalkan ruangan untuk menemani Sooyoung Unnie membeli snack malam seperti yang telah direncanakan. Unniedeul mulai menebar confetti dan memberinya sebuah cake sebagai ucapan selamat. Suasana di ruang latihan malam ini benar-benar semarak. Kami sengaja mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan keberhasilan Joohyun yang mendapatkan peran dalam drama musical. Ya, akhirnya dia mendapatkan apa yang dia cita-citakan. Menjadi salah satu cast dalam musical yang akan mulai dimainkan pada awal tahun depan. Beberapa tahun lalu dia mengatakan dia begitu ingin berada di panggung musical. Berakting, bernyanyi dan mendalami peran. Aku tahu, cepat atau lambat dia pasti akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia memiliki kemampuan untuk itu dan dia membuktikannya.

The Moon That Embraces The Sun.

Entah kenapa aku selalu bergidik setiap kali mengucapkannya. Mengingatkanku kembali pada kejadian tahun lalu. Saat dimana Taeyeon Unnie terluka dan Yuri Unnie yang nyaris menjadi korban jiwa karena kesalahan analisa yang kami lakukan. Hidupku seolah tak dapat jauh dari kenangan itu. Kenangan yang berkepanjangan. Yang semakin mengancam dan membuatku harus selalu awas agar terhindar dari segala bentuk hal gila yang The Hunter lakukan. Kini, aku, Taeyeon Unnie dan Sunny Unnie adalah sasaran berikutnya. Setelah awal bulan ini Sica Unnie menjadi korban salah sasaran, aku ragu jika yang kualami pagi tadi juga karena salah sasaran. Mungkin apa yang terjadi kemarin hanya sebuah kecelakaan yang kebetulan. Namun bisa jadi itu adalah pertanda, bukan?

“Unnie, gwenchana?” Aku mengangkat wajahku dari tablet di pangkuanku. Joohyun berdiri beberapa langkah di hadapanku. “Kudengar dari Manager Oppa, pagi tadi kalian mengalami kecelakaan di jalan.”

“Ah, ya. Kecelakaan kecil. Tidak ada korban dan luka. Hanya saja mobilku harus masuk bengkel karena baret di beberapa bagian.” Aku menjawab datar dan tersenyum tipis di akhir kalimatku.

Gomawo untuk pesta kecil-kecilan dan ini, Unnie.” Dia menunjukkan gelang di pergelangan tangannya. Menatapku dengan sorot lembut yang selalu membuatku ingin memeluknya. “Kudengar dari Unniedeul, kau menyempatkan untuk membelinya saat Unniedeul tidak dapat melakukannya.” Dia mengulurkan piring kecil berisi potongan cake padaku yang langsung kuterima dengan senyuman.

“Kebetulan kemarin aku memang sedang melakukan filming di dekat salah satu department store. Karena Unniedeul ingin memberikan sesuatu untukmu, jadi sekalian saja aku yang mencarinya.” Aku berusaha menahan intonasi suaraku agar tetap terdengar datar. Sebenarnya Unniedeul tidak memintaku mencari hadiah untuk Joohyun. Namun entah kenapa, kemarin aku terpikir untuk menawarkan diri mencarikan hadiah kecil untuknya.

Aku kembali menatapnya sambil mengunyah potongan cake di dalam mulutku. Kulihat dia tampak bingung dan tetap berdiri di tempatnya. Harus kuakui meski hubungan kami membaik dan sikap dinginnya yang perlahan mencair, kami sangat jarang berkomunikasi. Selain jadwal Soshi, sesekali aku bertemu dengannya di kampus namun kami hanya bertukar sapa dan kembali sibuk dengan tugas dan pekerjaan kami. Namun kurasa ada beberapa hal yang harus kulakukan. Pembicaraanku dengan Hwanhee malam itu benar-benar mengusik rasa ingin tahuku. Aku pun menepuk tempat di sebelahku. Memintanya duduk. Meski ragu, dia menuruti apa yang kuminta. Duduk di sebelahku dengan tatapan yang mengarah pada ketujuh Unnieku yang tengah asyik bercanda.

“Jika ada yang ingin kau katakan atau kau tanyakan, kau dapat langsung menyampaikannya padaku. Aku sudah mengatakan padamu bahwa perpisahan kita tidak akan pernah merubah hubungan kita. Kau tetap dongsaeng kesayanganku, Hyunie.” Aku mengacak lembut bagian belakang kepalanya. Kebiasaanku setiap kali aku merasa Joohyun tengah gugup dan tidak nyaman. Dia menoleh dan menatapku.

Im Yoona.. Bagaimana bisa kau mengakhiri perasaanmu jika jantungmu masih berdetak cepat saat menatap matanya? Atau bahkan saat sentuhan kecil terjadi antara kau dan dia?

“Aku minta maaf atas sikap kasarku beberapa waktu lalu. Aku minta maaf karena tidak bisa menjadi Unnie yang baik untukmu. Tapi aku janji, aku akan merubah semua sikap burukku padamu.” Aku menggengam tangannya, namun kulihat matanya berkaca-kaca dan airmata jatuh di pipinya. Segera aku menaruh piring kecil di tanganku di meja terdekat. Menangkupkan telapak tanganku di pipinya untuk mengusap airmatanya.

“Seburuk itukah aku sampai saat aku ingin bersikap baik pun aku tetap membuatmu menangis?” Aku mencoba tersenyum. Mencoba membuatnya kembali tertawa dengan aegyoku. Sungguh aku tak pernah sampai hati melihatnya menangis.

Joohyunku.. Seandainya saja kau tahu bahwa tak hanya kau yang terluka karena perpisahan kita. Seandainya saja kau tahu betapa ingin aku mengatakan bahwa aku merindukanmu. Bahwa aku masih dan selalu mencintaimu.

Dia menggeleng dan mengusap sisa airmata di wajahnya.

“Kau tidak buruk, Unnie. Hanya saja terkadang kau mengesalkan.” Dia tersenyum padaku dan lagi-lagi kurasakan jantungku berdetak cepat. Yoong.. Ingat.. Kalian sudah berpisah. Dia bukan kekasihmu.

“Unnie..” Dia kembali memanggilku. Masih dengan raut ragu. “Bolehkah aku memelukmu?”

Aku tahu, aku tidak bisa menolak permintaan kecilnya ini. Bukan karena saat ini aku dapat merasakan tujuh pasang mata tengah menatapku. Menatap kami. Tapi pembicaraan dengan Hwanhee kembali mengingatkanku pada satu hal.

 

“ Jika kau tidak ingin mengatakan alasanmu, aku tidak akan memaksa, Unnie. Aku sebenarnya tidak suka mengatakan hal ini. Tapi kumohon, jaga Joohyun jika aku tidak ada. Jika Yonghwa Oppa tidak berada di dekatnya. Anak itu semakin lama semakin membuatku khawatir.”

 

Aku mengulurkan tanganku padanya. Memintanya mendekat. Dia tersenyum dan melingkarkan tangannya di leherku. Aku dapat merasakan hembusan napas lega yang dia hela. Membuatku secara naluriah memeluk pinggangnya.

Mianhae, Unnie.. Gomawo..” Dia berbisik lirih di telingaku dengan suara bergetar. Aku tak menjawab dengan kata-kata dan menggerakkan tanganku untuk menepuk-nepuk lembut punggungnya seperti apa yang biasa kulakukan setiap kali dia mulai menunjukkan sikap manjanya. Mendengar apa yang dia katakan membuatku berpikir banyak.

Dia berterima kasih mungkin karena sikapku yang tak lagi menjauh darinya. Namun untuk apa dia mengucapkan maaf. Mungkinkah dia meminta maaf karena dia masih memiliki perasaan padaku? Lalu bagaimana dengan Yonghwa Oppa? Joohyun-ah.. Apa ada yang kau sembunyikan dariku? Apa ada sesuatu yang terlewat selama aku berpisah denganmu?

Selama beberapa saat dia tetap memelukku. Jujur, aku menikmati suasana seperti ini. Aku merindukannya selalu di setiap malamku. Dia adalah yang terbaik yang pernah kumiliki. Yang terkasih yang pernah kusakiti. Tak ada yang dapat menggantikannya. Tak pernah ada sekalipun pada akhirnya aku tetap tidak akan pernah bisa bersamanya.

“Unnie, apa kau akan menonton musicalku?” Dia melepas pelukannya dan menatapku penuh harap.

“Mmm..” Aku berpura-pura berpikir. Wajahnya yang tampak tegang menunggu jawabanku sangat menggemaskan. “Mmm..” Aku kembali bergumam dan tidak memberinya jawaban.

“Unnie..” Dia menghela napas panjang. “Arraseo. Aku tahu kau akan sibuk dengan dramamu. Setidaknya doakan aku agar pertunjukkanku lancar dan aku dapat memberikan yang terbaik.” Dia tersenyum tipis. Satu hal yang kusadari sering dia lakukan untuk menghiburku setiap kali aku meminta maaf karena tidak dapat menemaninya karena scheduleku yang begitu sibuk. Tapi sekarang aku tidak akan memberikan jawaban ‘tidak’ untuknya.

Babo, tentu saja aku akan datang.” Aku menepuk pipinya dan kembali mengacak rambutnya. “Aku akan melihat langsung pertunjukanmu dan memberikan applause paling meriah di akhir pertunjukkan.”

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di depan. Tapi setidaknya satu janjiku padanya, akan menjadi alasanku untuk bertahan. Ya, bertahan dalam permainan persona di antara kami bersembilan.

***

Sunny POV

“Sunny-ah..” Aku menoleh dan mendapati Sooyoung tengah menatapku. Dengan posisi berbaring seperti itu, dia seperti anak kecil yang membutuhkan ibunya. Aku mendekat dan berbaring di sisinya. Mengusap wajah dan memainkan rambutnya.

“Benarkah kau tidak bisa tinggal malam ini? Aku bisa mengantarmu kembali ke rumah orangtuamu pagi nanti asal kau menemaniku malam ini. Aku tidak bisa tidur jika tidak memelukmu.” Dia kembali merengek dan membuatku tertawa. Aku akan percaya jika dia mengatakan bahwa dia tidak bisa tidur karena kelaparan.

“Kalau begitu sini peluk aku.” Aku membuka tanganku dan membiarkan Youngie menyandarkan kepalanya di dadaku. “Aku akan pergi setelah kau tertidur. Cukup adil kan?” tanyaku sambil mengusap kepala Youngie. Aku dapat merasakan gerakan kepalanya yang menggeleng pelan dan tangannya yang semakin erat memelukku. Dibenamkan wajahnya di dadaku. Menghirup wangi tubuhku dalam-dalam dengan mata terpejam. Kebiasaan lamanya yang selalu membuatku tersenyum.

“Sunny-ah.” Dia memanggil namaku dengan suara lirih.

“Hmm?”

I love you.” Aku dapat merasakan gerakan bibirnya di dadaku. Anak ini selalu saja seperti ini jika aku tidak mengiyakan keinginannya. Berusaha membujukku dengan perilaku dan kata-kata manisnya. Biasanya aku selalu luluh dan mengiyakan permintaannya. Namun tidak kali ini. Ada hal penting yang harus kulakukan malam ini dan membuatku harus mengatakan tidak padanya.

“Hmm.” Aku menjawab dengan gumaman. Berharap Youngie akan tidur dengan cepat.

Chagiya..” Youngie kembali memanggilku sesaat setelah keheningan di antara kami.

“Ya?” Aku berusaha melihat ke arahnya, namun tak kutemukan wajahnya. Hanya puncak kepalanya.

I love you.” Dia kembali mengulang kalimatnya dengan suara yang lebih keras. Ada apa denganmu huh? Sebegitu inginnya-kah kau bermalam bersamaku hingga membuatmu seperti ini?

“Hmm.” Kini aku mengusap kepalanya. Berharap dia menghentikan pembicaraan dan segera tidur. Waktuku tidak cukup banyak sebelum bertemu dengan Taeng dan Sica.

“Bunny..” Jinjja Choi Sooyoung.. Apa yang sebenarnya kau inginkan?? Aku berusaha sabar menghadapi tingkah clingy-nya yang terus memanggil namanu.

“Ne?”

“Nan jeongmal saranghae.” Dia menautkan jemarinya dengan jemariku.

Gomawo.” Kali ini aku mengucapkan terima kasih. Satu hal yang tak kusangka, Youngie langsung mengangkat kepala dan menaruh dagunya di atas dadaku. Menatapku dengan puppy eyes yang membuatku mengerutkan dahi. Bingung.

Wae? Kau tidak mengantuk?” Aku bertanya sambil mengusap pipinya. Kusibak rambut yang menutupi sebagian wajahnya dan kuselipkan di balik telinganya. Dia bangkit dari posisinya. Masih dengan posisi di atas tubuhku dengan kedua siku menahan beban tubuhnya.

“Kenapa kau tidak membalas kata-kataku?” Dia mengerucutkan bibirnya. “Tiga kali aku mengatakan aku mencintaimu tapi kau hanya bergumam dan berterima kasih. Seharusnya kau membalas kata-kataku. ‘Nado, saranghae, Youngie’ atau apapun itu. Apa sekarang kau sudah tidak mencintaiku?”

Aku menyipitkan mataku mendengar protesnya. Jujur saja aku tidak sadar jika tanggapanku akan melukainya. Kupikir itu hanya kata-kata yang dia ucapkan untuk membuatku tetap di sini dan menemaninya bermalam. Namun saat kulihat matanya berkaca-kaca dan getaran dalam intonasinya membuatku merasa bersalah. Kurasa ini bukan sekedar protes kekanakan seperti yang biasa dia lakukan.

Aigoo, tentu saja aku mencintaimu, Sayang.” Aku meraih kepalanya dan mulai menciumi wajahnya. Dia membalas cepat dan langsung mengarahkan ciuman pada bibirku. Kurasa dia sangat merindukanku karena itu sikapnya menjadi seperti ini.

Dengan keadaan bibir kami yang masih saling melumat, kubiarkan dia bergerak mengikuti hasrat. Kini dapat kurasakan tubuhnya menindihku. Tangannya bermain di bagian bawah tubuhku. Aku tak dapat menahan eranganku saat bibirnya mulai menjelajahi leherku. Aku berani bertaruh dia telah meninggalkan sebuah bekas di sana. Tangannya terus bergerak mengusap dan meremas lembut bagian tubuhku. Menyentuhku pada bagian-bagian tertentu hingga membuatku tak berhenti menyebut namanya. Aku dapat merasakan gairah yang besar dalam dirinya, karena itu aku membiarkannya mendominasiku. Setidaknya untuk malam ini, sebelum aku meninggalkannya tertidur sendiri di dalam kamar ini.

 

***

Author POV

“Taeyeon dan Sica akan marah jika menemukanmu di sini, Yoong.” Sunny memakai sarung tangan dan menaikkan retsleting jaketnya hingga menutupi leher putihnya. Sesaat memandang sekitar dengan tangan bersedekap. Kedinginan. Suasana malam di tepi sungai Han memang cukup dingin. Terlebih saat ini hampir mendekati pertengahan musim dingin. Membuat keduanya keluar dengan baju berlapis dan jaket tebal.

Kissmark huh?” tanya Yoona sambil melepas satu earphone di telinganya. Menyeringai dingin dengan satu gelengan menyadari tanda berbekas di leher Sunny. “Kau datang kemari setelah bercinta dengannya? Mengagumkan. Kau benar-benar dapat membagi waktumu dengan sangat baik, Unnie.” Ucapnya dengan nada mengejek.

Shut up! Kau menyebalkan, Yoong.” Sunny membasahi bibir bawahnya.

“Aku menyukai peranku yang seperti itu, Unnie. Menjadi orang yang menyebalkan terkadang menyenangkan.” Yoona menjawab ringan namun dengan satu senyum yang berubah ragu. “Unnie..” Dia memanggil Sunny yang tengah mengecek ponselnya.

“Hmm..”

If you love two people at the same time, choose the second. Because if you really loved the first one, you wouldn’t have fallen for the second.” Kata-kata Yoona membuat Sunny memalingkan wajahnya. Berusaha membaca makna di balik ekspresi Yoona.

“Joohyun yang mengatakan hal itu padaku dan setidaknya sekarang telah dia melakukannya.” Yoona tersenyum pahit. Memalingkan wajahnya dan menghela napas panjang. Dari samping Sunny dapat melihat tatapan sendu Yoona. Sama seperti apa yang dilihatnya beberapa waktu lalu ketika menemui Yoona yang berada dalam kondisi setengah mabuk di apartemennya.

“Dia mengatakan itu padamu? Kapan?” Sunny bertanya hati-hati.

“Itu quotes milik Johnny Deep. Joohyun hanya mengulangnya. Dia mengatakannya saat kami masih bersama. Dia mengatakan padaku-” Yoona kembali menghela napas panjang. “Sudahlah. Aku hanya ingin bertanya padamu. Apa kalimat itu dapat dipercaya? Apa jika aku mengalaminya, haruskah aku melakukan hal yang sama? Memilih yang kedua meski sebenarnya aku pun mencintai yang pertama? Apa saat memilih yang kedua, kita benar-benar bisa melepas yang pertama? Maksudku, benarkah saat itu cintaku pada yang kedua jauh lebih besar daripada cintaku pada yang pertama? Apakah nantinya aku akan bahagia?”

“Haruskah aku menjawab itu, Yoong?” Sunny tertawa kering. Membuat Yoona tersenyum tipis dan mengingat kembali pembicaraan mereka malam itu. “Aku tidak akan bertanya kenapa kau melepasnya. Aku juga tidak akan mencari tahu alasan di balik itu semua. Tapi bagiku, benar atau tidaknya kalimat itu, bukan sesuatu yang menjadi bebanku. Aku memiliki aturan sendiri seperti apa aku akan hidup bersama cinta yang kumiliki. Kenapa kau harus memilih salah satunya jika kau dapat mencintai keduanya?”

“Karena jika kau mencintai keduanya, kau akan menyakiti salah satunya.” Yoona menjawab cepat.

“Aku pernah mengatakan hal ini pada Yuri. Bahagia itu pilihan. Begitu pula rasa sakit. Cinta tidak berhak dan tidak pernah menyakitimu, Yoong. Jika kau merasa tersakiti, itu karena ulahmu sendiri.”

“Bagaimana jika orang yang kau cintai memilih untuk meninggalkanmu? Berselingkuh darimu mungkin. Tidakkah itu menyakitimu? Itu bahkan terjadi bukan karena ulahmu. Bukan karena kesalahanmu.”

“Kenapa tidak kau coba berpikir dari sisi yang berbeda?” Sunny menjawab tenang. “Kenapa orang yang kau cintai memilih untuk meninggalkanmu? Bisa jadi karena kau tidak bisa memberikan apa yang dia butuhkan. Cinta itu bukan hanya sebuah komitmen tapi juga kombinasi dari banyak perasaan. Tidakkah itu akan membuatmu sedih jika kau tidak dapat membuat orang yang kau cintai bahagia? Jika kau benar mencintainya, kau tentu akan bahagia saat melihatnya bahagia bersama orang lain.”

Pathetic.” Ucap Yoona dengan sarkastik.

“Yeahh.. It’s you.” Sunny menanggapi dengan ringan.

“Unnie.. Kau tahu dengan pasti apa yang tengah kubicarakan.” Dia menghadap pada Sunny dengan gelengan kepala. Membuat Sunny tertawa dengan perilakunya.

“Cinta bukan rumus matematika, fisika atau kimia. Dia memiliki rumusannya sendiri yang tidak bisa kau selesaikan dengan cara pasti. Kau tidak dapat menyelesaikannya menggunakan eliminasi ataupun substitusi. Memaksa orang lain untuk masuk sebagai pengganti cinta yang menurutmu menyakiti adalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak kau lakukan meski hanya sekali. Jadi jangan pernah kau melakukan itu, Yoong.” Sunny menyeruput cup kopi di tangannya dengan satu senyum tenang. “Daripada kau terus mengatakan hal-hal aneh yang membuat kepalaku pening, lebih baik kau kembali ke apartemenmu karena pagi nanti kau harus melanjutkan filmingmu. Aku tidak ingin mendengar keributan saat Taeng dan Sica tiba di sini.”

“Biarkan saja mereka marah. Mereka benar-benar tidak tahu cara bersenang-senang dalam keadaan tertekan.” Yoona menjawab acuh sambil menyandarkan tubuhnya di badan mobil. “Kalau pun saat ini aku berada di apartemenku, aku tidak akan bisa tidur dengan tenang.”

“Jangan keras kepala.” Sunny mendesis lirih dengan uap hangat keluar dari mulutnya.

“Kalian yang seharusnya tidak bersikap keras kepala. Ini pertama kali kita berempat berkumpul dan bersama-sama melakukan pencarian. Ini akan menjadi malam yang panjang, menegangkan sekaligus menyenangkan.”

Wae?” Sunny menyipitkan matanya.

Wae? Sudah tentu karena kita melakukannya bersama-sama, Unnie. Tidak ada yang lebih menegangkan selain melakukan perlawanan besar-besaran.”

Sunny menghela napas panjang. Bukan itu maksud dari pertanyaannya.

“Yang kita lakukan malam ini bukan perlawanan, Yoong. Hanya sebuah pencarian. Kenapa kau tampak begitu antusias?”

“Bagaimana aku tidak antusias? Aku benar-benar ingin tahu siapa yang menjadi dalang di balik ini semua.” Yoona tersenyum penuh makna. Jemarinya menyentuh senjata api yang kini berada di saku jaketnya. “Aku ingin tahu seperti apa perasaanku saat menarik pelatuk senjataku tepat pada sasaran yang seharusnya.”

Sunny menatap Yoona dengan wajah berpikir. Mencoba mencari makna di balik kata-kata Yoona.

“Entah kenapa aku merasa kau begitu ingin menyelesaikan semua ini. Aku tak menyalahkan itu hanya saja kau harus menyadari bahwa kita tidak bisa menyelesaikan semua ini dengan terburu. Tapi kenapa kau bersikap seolah-olah kau dikejar waktu? Aku tahu kau mungkin merasa tidak tenang karena kau akan sering menghabiskan waktu di lokasi filming. Tapi kau tidak perlu seperti itu, Yoong. Aku, Taeng dan Sica akan menyelesaikannya.”

“Kau dan aku serupa, Unnie. Aku tahu kau tidak akan membiarkan Taeyeon Unnie dan Sica Unnie melangkah terlalu jauh. Bahkan jika mungkin, kau tidak akan membiarkan mereka bersentuhan dengan orang-orang suruhan The Hunter.” Yoona tertawa kecil dengan reaksi yang Sunny tunjukkan.

“Sebagai dua orang tertua di antara kita, kurasa tekanan yang mereka rasakan jauh lebih besar, Yoong. Jika saja aku bisa, aku memang tidak ingin melibatkan mereka dalam pencarian ini. Biar saja mereka beristirahat dan memikirkan hal lain.”

Tepat setelah Sunny menyelesaikan kalimatnya, sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka. Taeyeon dan Jessica keluar dari mobil lalu berjalan mendekati mereka.

“Sunny-ah, kau akan berada satu mobil bersama Sooyeon. Biar aku yang bersama dengan Yoong.” Taeyeon melempar kunci mobil Jessica yang dia kendarai pada Sunny dan mengulurkan tangan meminta kunci mobil Sunny.

“Ya! Kau harus bersamaku malam ini!” Jessica memukul bahu Taeyeon hingga menghasilkan suara keras yang membuat Yoona dan Sunny terlonjak.

Appo!!” Taeyeon menggelembungkan pipinya dengan wajah protes.

“Belum ada setengah jam kau mengeluh sakit kepala dan sekarang kau bersikap seolah kau baik-baik saja?” Jessica berdiri di hadapan Taeyeon dan merapikan syal yang menggantung di leher Taeyeon. “Kau bahkan tidak bisa mengenakan syal dengan benar. Dasar anak kecil!”

“Sica-ah.. Aku akan susah bergerak jika syalnya kau lilitkan. Biarkan saja dia menggantung di leherku.” Taeyeon merengek dengan tangan yang berusaha menahan gerakan tangan Jessica. Namun Jessca tak menghiraukan rengekannya dan malah memukul punggung tangan Taeyeon agar berhenti bergerak.

“Kau harus menjaga tenggorokanmu untuk persiapan penampilanmu, Bodoh!” Jessica menatap tajam dan membuat Taeyeon menundukkan kepala.

“Ehem,” Sunny berdehem dan mendekati keduanya. Di belakangnya Yoona mengikuti dengan cengiran nakal yang membuat Jessica ganti menatap dingin padanya.

“Suhu malam ini sudah sangat dingin, Unnie. Jangan menambah dingin hatiku dengan tatapanmu itu. Aku bisa membeku.” Yoona menunduk dan mencium pipi Jessica. “Malam, Unnie.” Ucapnya dengan senyum lebar dan aegyo kekanakannya. Bergerak perlahan mendekati Taeyeon untuk melakukan hal yang sama namun dengan cepat Taeyeon menjauh darinya.

“Menggelikan.” Taeyeon menatap sebal pada dongsaengnya dan kembali mengulurkan tangannya pada Sunny. “Kunci mobil.” Pintanya lagi.

“Kalian tidak marah dengan keberadaanku? Wow! Aku benar-benar terkejut!” Yoona membelalakkan matanya dengan ekspresi berlebihan.

“Aku tahu kau pasti akan datang, Yoong. Isi kepalamu begitu mudah terbaca.” Taeyeon mendengus. “Ya! Berikan kunci mobilmu, Lee Soonkyu!!” Ucapnya tak sabaran.

“Aku yang akan menyetir mobil. Kau cukup duduk manis di sebelahku, Unnie.” Yoona mengacungkan kunci mobil Sunny dengan seringai lebar dan menoleh pada Jessica. “Kau akan lebih tenang jika aku yang menyetir. Bukan begitu?”

“Sama saja. Kalian berdua mengkhawatirkan.” Jessica menghela napas panjang. Sunny yang menyadari kekhawatiran Jessica berusaha menenangkannya. Dengan lembut diusapnya punggung Jessica.

“Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” Sunny menatap Taeyeon. “Kenapa kita berempat harus berkumpul bersama?”

“Ini.” Taeyeon mengeluarkan secarik kertas dari saku dalam jaketnya.

 NEXT

 

“Apa ini sebuah password?” Sunny menatap intens pada secarik kertas itu.

“Apa petunjuk yang dia berikan hanya ini?” Jessica menatap Taeyeon dan Yoona bergantian.

“Seoul. Itu adalah petunjuknya yang lain. Lelaki itu mengatakan Seoul di akhir pembicaraannya dengan Taeyeon Unnie.” Yoona menjawab tenang dan merapat untuk berdiri di sebelah Taeyeon. “Apa kau sudah mendapat insight tentang teka-teki ini?”

“Seoul dan angka-angka ini.” Taeyeon bergumam dan menarik napas dalam. Wajahnya begitu serius dan tampak berpikir.

Postal code?” Sunny dan Jessica menjawab bersamaan. Mereka saling bertukar pandang. Menyadari isi kepala mereka yang tak berbeda membuat mereka tersenyum bersamaan.

Yoona mengeluarkan ponselnya dan mencari informasi di internet. Tak seberapa lama dia mengeluarkan bolpoin dan notes kecil dari balik jaketnya. Dia duduk di atas kap mobil Sunny dan mulai menggerakkan tangannya. Menuliskan sesuatu pada notesnya.

“Ternyata dia ada gunanya juga. Kupikir dia hanya bisa jadi pengacau yang menyusahkan.” Taeyeon merengangkan tangan dan menatap sekeliling.

“Unnie, aku mendengarmu.” Yoona mengangkat wajahnya dan tersenyum kekanakan sebelum kembali menekuni notes dan ponselnya.

“Apa yang kau dapatkan, Yoong?” Jessica duduk di sebelah Yoona dan mengintip coretan Yoona.

“Mmm.. Ini baru kemungkinan, Unnie.” Yoona kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum manis. “Aku mencari postal code dari semua distrik di Seoul dan mencocokkannya dengan angka yang diberikan lelaki itu. Dari sekian banyak distrik di Seoul, ada 9 distrik yang memiliki kecocokan dengan angka yang lelaki itu berikan.” Yoona menyodorkan coretannya untuk dilihat Jessica.

 

100 – Jung Distrik

110 – Jongno Distrik

120 – Seodamun Distrik

121 – Mapo Distrik

122 – Eunpyeong Distrik

150 – Gwanak Distrik

151 – Guro Distrik

156 – Dongjak Distrik

158 – Gangseo Distrik

 

“Sembilan distrik?” Jessica bergumam dengan raut wajah serius.

“Ya, kebetulan bukan?” Yoona mengambil kembali notesnya. “Angka kita.”

“Apa itu berarti kita harus mencari dengan berada di sembilan tempat itu?” Jessica mengerutkan dahi. Membayangkan betapa lelahnya jika mereka harus berada di sembilan tempat dalam waktu satu malam dalam ketidakjelasan.

“Kurasa aku tahu tempat yang dimaksud dan sebenarnya, ada satu hal yang mengganjal untukku.” Sunny yang sejak tadi diam akhirnya berpendapat. Dia mendekati Yoona dan Jessica diikuti Taeyeon di belakangnya. Keempatnya duduk bersisian di atas kap mobil.

“Aku sepakat dengan apa yang Yoona katakan. Kode yang diberikan oleh lelaki itu mungkin memang untuk menunjukkan kita bersembilan. Dia menunjukkannya dalam bentuk postal code. Hanya kita tapi bukan tempat pencarian. Namun jika diteruskan bisa juga jika kita mengartikannya seperti ini. Tempat dimana kita bersembilan berkumpul adalah tempat pencarian yang sebenarnya. Jadi kita tidak perlu mencari di sembilan distrik itu. Kita cukup mendatangi tempat dimana kita berkumpul.”

“Tempat biasa kita berkumpul?” Jessica kembali bergumam. “Dorm?”

“Kantor SME?” Taeyeon menjawab ragu.

“Dan harus diingat jika kita memiliki dua buah dorm. Dorm baru dan dorm lama.” Yoona menambahkan. “Aku akan pergi ke dorm lama bersama Sunny Unnie dan Taeyeon Unnie bersama Sica Unnie akan kembali ke dorm baru.” Yoona dengan tenang merubah komposisi mereka. Lewat ekor matanya dia menangkap senyum tipis di wajah Sunny yang dianggapnya persetujuan atas keputusannya. Dia memang sengaja membiarkan Taeyeon dan Jessica pergi ke dorm mereka yang sekarang. Menurutnya hal itu jauh lebih aman jika dibandingkan membiarkan Taeyeon dan Jessica berada di dorm lama mengingat apa yang terakhir kali terjadi saat mereka di sana.

“Jika kode ini berhubungan dengan postal code, kurasa kita cukup memeriksa kotak pos di dorm dan setelah itu kita akan kembali bertemu di kantor SME. Eotthe?” Jessica menatap Sunny dan Yoona dan dijawab dengan anggukan oleh keduanya.

Arra.” Jessica tersenyum tipis dan mengambil kunci mobilnya di tangan Sunny. “Good luck, Guys. Sampai bertemu di kantor SME. Kajja, Taeyeon-ah.” Dia meraih tangan Taeyeon dan menggandengnya mendekati mobil. Bergantian mengambil alih posisi pengemudi dan melajukan kendaraannya meninggalkan tempat.

“Sebenarnya aku masih memiliki satu kemungkinan, Yoong.” Sunny mendesah dengan gelisah. “Angka ini bukan sekedar postal code. Angka ini menunjukkan siapa sasaran mereka berikutnya. Kita adalah mutlak menjadi sasaran mereka. Tapi sepertinya mereka menyadari bahwa kita sudah terbiasa dengan semua ancaman dan telah membuat pertahanan karena itu mereka mengeluarkan angka ini sebagai ancaman yang akan membuat kita tertekan.”

“Ternyata kau menyadarinya juga.” Yoona tersenyum dan menghadapkan tubuhnya ke arah Sunny. “Melihat ekspresi wajahmu, kurasa kita menemukan satu hal yang sama. Apa kau menemukan susunan angka ratusan yang terbagi menjadi empat seperti ini?” Yoona menulis cepat pada notesnya dan senyum lebar saat Sunny menganggukkan kepala.

 

210   628   801   125

 

***

“Kau tahu tapi berpura-pura tidak tahu? Kim Taeyeon benar-benar bermuka dua.” Jessica melirik sekilas pada Taeyeon yang menatap ke luar jendela.

“Aku hanya ingin memastikannya secara langsung. Analisa Yoong juga tidak salah, hanya saja susunan tanggal lahir yang kebetulan terbentuk dari duabelas angka itu juga tidak dapat kuabaikan.”

“Sebenarnya aku sudah menduga hal ini akan terjadi. Sejak awal mereka sudah menyadari kelemahan kita dan menyerangnya tepat di sana adalah satu-satunya cara yang akan membuat kita terluka.” Jessica menjawab tanpa menoleh. Tetap terfokus pada jalanan lengang di hadapannya. Sesaat kemudian matanya menyipit. Menyadari sebuah motor mengikuti mereka dari jarak yang cukup terjaga dari pandangan mata.

“Taeng..”

“Hmm?” Perhatian Taeyeon kini teralihkan pada Jessica.

“Ada yang mengikuti kita.” Kata-kata Jessica membuat Taeyeon kembali menatap spion mobil. Dari kejauhan dia dapat melihat cahaya lampu motor yang bergerak mengikuti mereka.

“Lambatkan laju mobilmu.” Meski tak memahami maksud Taeyeon, Jessica menurut dan menurunkan kecepatan. Dilihatnya Taeyeon mengeluarkan ponsel dan menekan sebuah nomor.

“Yoong, dia mengikuti mobil Sooyeon dengan motornya.” Jessica mengerutkan dahi dengan gesture tenang yang Taeyeon tunjukkan. “Aku tidak membawa senjataku. Palli, Yoong.” Ucapnya sambil menyebut posisi mereka.

“Apa yang harus kau lakukan? Hmmm.. Aku paling tidak suka jika ada pengganggu di antara kita. Pastikan mobil Sunny memiliki kaca yang tidak tembus pandang sebelum kau menghentikan laju motor dan menembak bannya.” Taeyeon tertawa kecil dan membuat Jessica menatap aneh padanya.

Gwenchana, aku sudah memperkirakannya. Kau cukup mengawasinya dari kejauhan setelah menembak ban motornya. Biar aku dan Sica yang menyelesaikan sisanya. Setidaknya dengan cara itu dorm kita akan benar-benar kosong karena Tiffany pasti akan datang menjemputnya.” Jessica semakin mengerutkan dahi mendengar kata-kata Taeyeon.

Arra. Aku akan berhati-hati.” Taeyeon mematikan sambungan telepon dan kembali memperhatikan spion mobil. “Putar balik dengan kecepatan sedang.” Pintanya.

“Bukankah kita harus ke dorm?” Jessica bertanya bingung.

“Ya, setelah Yoong menyelesaikan tugasnya.” Taeyeon kembali mengecek ponselnya. Memperhatikan GPS di layarnya.

“Kenapa kau katakan Tiffany akan menjemputnya? Kau mengenalnya?”

“Kau pun mengenalnya.” Taeyeon menoleh dan menyebut sebuah nama.

“Ya! Dia uri member! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada membermu sendiri? Haruskah kau bermain dengan cara kasar seperti itu?” Jessica melayangkan satu tangannya untuk memukul tangan Taeyeon. Dia mendesis kesal menyadari apa yang kini Taeyeon rencanakan.

“Aku bahkan bisa jauh lebih kasar jika memang itu yang harus kulakukan.” Taeyeon tertawa pahit. “Yoong mengatakan padaku bahwa dia akan menghentikan langkahku jika aku terus bermain dengan caraku. Aku tahu, suatu saat nanti akan ada waktu dimana dia benar-benar akan melukaiku karena keadaan memaksanya melakukan pilihan. Karena keadaan yang memaksanya untuk meminimalisir korban. Aku pun akan melakukan hal yang sama, Sica-ah. Karena itu sejak awal kukatakan padamu untuk jangan pernah mempercayaiku.”

Jessica menggigit bibir bawahnya sambil menghela napas panjang. Apa yang Taeyeon katakan adalah apa yang selama ini dia takutkan. Apa yang selama ini begitu takut dia bayangkan.

“Apa itu artinya kau sudah siap untuk mati?” Jessica bertanya lirih dengan suara bergetar. Dengan mata berkaca-kaca karena kegamangan dan juga ketakutan. Takut akan kehilangan.

 

***

 TBC

P.S.

Finally.. Gue nggak jadi bagian SME atau YG yang ngelabilin tanggal kombek. Gue menepati janji gue, Guys.. hahaha

Selamat menikmati!!!

Sampai jumpa!!!

PEACE… LOVE… and… KEWL!!! ^^

69 Comments (+add yours?)

  1. dookong
    Feb 19, 2014 @ 19:08:54

    gue muncul pertama. Dan pertama kalinya kek gini. Buka lapak dulu.

    Reply

    • dookong
      Feb 23, 2014 @ 00:17:37

      chap 40 rasanya manis bgt. Pada sweet moment. Apalagi yulsic. Tp ada prasa’an gak enak ama pertanyaan tae yg buat tiff itu. Yg nguntitin taensic aku curiganya ama 2 member. Karna 3 member lainnya kgk mungkin. Aku nebak2 aja. Diantara 2 member yg aku curigai itu brrti ada si ‘kejutan’ yg muncul di pertengkaran TS. Tp diantara 2 itu kgk tau yg mana yg ‘si kejutan’ dan mana yg ‘si penguntit’ haha. Smoga tebakanku kgk bener deh ya.. Haha

      Reply

  2. -santique-
    Feb 19, 2014 @ 19:12:43

    save dulu ah…

    Reply

  3. Nra
    Feb 19, 2014 @ 19:34:06

    okey … gue blom baca chap 39 tp gue udh kesini aja hahaha thanks kka author dah nepati janjinya klo begitu ^^

    Reply

  4. 4051taenggoo_nyamnyam
    Feb 19, 2014 @ 20:00:40

    Banyak sweet momentnya. Yulsic unyu unyu deh, bayangin taeyeon nkutin prince –— psti imut imut

    Reply

  5. tiffany
    Feb 19, 2014 @ 20:03:49

    pertanyaan yg saya tunggu2….
    “fany apakah kau tdk ingn memiliki anak n membangun sebuah keluarga???”
    omo…penasarn bgmn jawbn fany…
    ini sbnrnya aku lebh suka drama nya taeny dibnding the hunter…hahahha
    nanti nadzar updatenya apalagi nihhh???

    Reply

  6. cloudy
    Feb 19, 2014 @ 20:12:53

    Ah Kak Aish….kenapa malah tbc???????? itu lagi scene seru2nya arrrggghhh…..
    anak buah tiff yang dulu ngekorin Sica bukan? atau orang yang lain lagi?
    Chap ini kenapa obrolannya pada dalem ya? tiap pasangan bikin kening berkerut, obrolan Yoong sama Sunny juga, beratnye Kak Aish..berat hahaha….
    Aigo…. kenapa kiddo nanyain gitu ke Pany? terus jawabannya?
    Duo maknae paling rempong diantara para unninya ya ternyata ckckck….
    Kecelakaan Yoong yang dia mau syuting itu ya?jinjja masuk sini juga kekeke….
    Suka banget kalo empat orang itu sudah ngumpul, Sooyeon protektif banget ke kiddo hahaha….
    petunjuk itu ada di teaser dulu kan ya? chapter berapa ya aku lupa! kirain mau dibuat soal ence *parno* daebak bisa ke arah dob para pasangannya keke…
    itu beneran mau di dor ban motornya? kok dia tahu Taeng and the gank mau bergerak? assa! seru nih kayaknya chapter selanjutnya 😀
    Gomawo Kak… udah tepatin janji gara2 Yoong yang ternyata dateng kemarin bukan hari ini kekeke…
    wkwkwkwk abaikan saja itu yang katanya mau perang, mendingan liat perang yang ini! :p
    Ditunggu chap 41 asaaaapppp #plaakkkk
    Merdeka!

    Reply

  7. Novie
    Feb 19, 2014 @ 20:23:22

    Makasi udah tepat janji kak. Disini blum dpat tegangnya. Aku tggu chap berikutnya. Author daebakk!

    Reply

  8. ienyoonaddict89
    Feb 19, 2014 @ 20:33:12

    annyeong..

    makin bikin pensaran aj sm kelnjutannya…

    Reply

  9. Soshi Is My B'friend (@_djsone)
    Feb 19, 2014 @ 21:01:07

    ya ampun uda apdet trnyata
    save dulu yak 😀

    Reply

    • Soshi Is My B'friend (@_djsone)
      Feb 19, 2014 @ 22:08:12

      wth apa maksud dri ucapan mu itu taeng ??
      jgn bilang dia mau berpisah dgn tippany….
      yoong sama seohyun knpa gk balikan aja sih ni orang dua ribet bgt hubungannya
      trus yg ngikutin mobilnya sica siapa ?? apakah hyoyeon ?? aku curiga sama nih anak…btw hyoyeon kok gk pernah muncul lgi ya kak..apakah dia sedang mempersiapkan sesuatu ?? entahlah…hanya kak aish yg tau 😀
      lanjut………….

      Reply

  10. Alya Noviga
    Feb 19, 2014 @ 21:17:53

    Keren bener dh kak aish suka sama sifatnya yoong lanjut lg yaa kak aku ttp setia nunggu smpai kpan pun. Walau chap 36 aku blm bca 😥

    Reply

  11. rianty
    Feb 19, 2014 @ 21:34:44

    “Fany-ah, tidakkah kau terpikir untuk memiliki anak dan
    membangun sebuah keluarga?”
    Pa penyakit taeng jd slh 1 alsan tuk dy blg gtu y???
    Dr mua moment..q plg ska moment taengsic…mskipun dikit..tp gmn gtu…hehehe..

    Reply

  12. kyril fadillah
    Feb 19, 2014 @ 21:34:48

    gw paling seneng wktu mereka ber4 mecahin kode dari the hunter
    sica akhirnya bisa masak yg enak buat yuri

    Reply

  13. Dylan Saunders
    Feb 19, 2014 @ 21:53:34

    Maksudnya apa tuh,taeng nanya kayak gitu ke fany ?

    Reply

  14. Deerice
    Feb 19, 2014 @ 22:05:28

    Kak aish shipp’lah.. Gak Ngingkar janji..

    -Taeng, apa’kah dia sudah tau tentang alasan yoong Чªπğ meninggalkan hyunie?
    -Sica, ada apa dengan sunny? Apa Чªπğ sebenarnya kau khawatirkan tentangnya?
    -yoong, apa Чªπğ terjadi dengan hyunie? Sesuatu seperti apa yang selalu dia lakukan semenjak putus darimu hinga membuatnya sedikit labil(?) *ehh dan membuatmu sangat MengHawatirkan nya..,
    – Apakah taeyeon yang mnyangkut(?) Pembicara’an YoogSun tadi? Atau’kah…
    -wait,wait.. Itu bukan yul kan yang lagi nyusul TaengSik?..
    -Jika manitonya Fanny udh tau bakal ada pencarian seperti ini(?), itu berati semua meber sudah mengetahuiNya (Termasuk Kejutan Taeng) dan bukan hal Чªπğ tidak mungkin jika mereka Ber-Sembilan nantinya akan Berperang satu sama lain.. *EvilSmile
    This Is War!!
    Satu Pemikiran yang bikin gue deg-deg’an di FF ini.. akankah diEnding FF ini Semuanya bakal putus(?) Dan memilih pasangan Чªπğ semestinya(?).. (Cowok)..? Ntah’lah… *smirk

    Kak aish, aku mau nanya..
    ini FF bner mau sampe bulan maret, seperti Чªπğ kak aish bilang?..

    Reply

  15. aliana
    Feb 19, 2014 @ 22:13:36

    Hahaha si kiddo skit gigi mkan cupcakesnya pani, kira2 yg jd sekongkolan pani siap ya? Klo w ngira si yuri sepertinya.
    Ditunggu chapter berikutnya.
    Deg deg an pas mau bca ini tkut pas keluar hrus nyelesein kode dlu ternyata gag diproteksi. 😀

    Reply

  16. gusti
    Feb 19, 2014 @ 22:27:01

    siapa yang ngikutin mobil sica?
    kenapa yg selalu diikutin si pengendara motor itu pasti si sica…
    yoona bilang klo pengendara motor itu ga akan berhenti buat ngehalangin rencana taeng..
    siapa kah pengendara motor itu.. hyoyeon..yuri atau sooyoung.. ahh ga ada bayangan
    sekarang yoona dan sunny nyimpen banyak rahasia yaa..
    dan angka yg muncul kenapa angka lahir para kekasih.. sooyoung..joohyun..fany..yuri…
    wah.. tambah deg -degan…
    tambah nebak2 ga jelas
    ditunggu update cepet selanjutnya…hehehe…

    Reply

  17. rosa
    Feb 19, 2014 @ 22:35:08

    Semakin kesini aku kok yakin Sunny melakukan penghianatan sama Fany dibelakang Taeng…
    Karakter Yoong disini beda banget di RW, disini dia seakan pinter BGT,,,
    Klo kecelakaan Yoona aja masuk ke VV, jangan2 percintaan Yoona sama LSG juga ada rencana dimasukin…
    Klo gitu kapan baiknya hubungan YoonHyun?

    Reply

  18. initial_D
    Feb 19, 2014 @ 22:40:47

    1lagi kesamaan prince sama taeng,mereka sama-sama fotogenik…
    Hahahahah

    210   628   801   125
    4angka ratusan itu dpt nya darimana ya??gw blm menemukannya..
    4angka utk taeyeon,sica,yoong,sunny??
    Isshhh…otak gw gak sanggup mecahinnya…
    Hahahahah

    Tu yg buntutin Taesic pasti manito nya Fany kan?
    Tambah seru aja ne mereka malah saling menyerang sesama member…
    The hunter kapan munculnya,kasian dia gak keekspos sama skali batang hidungnya kak…
    Hehehehehe

    Thx uda nepatin janji~

    Reply

  19. initial_D
    Feb 19, 2014 @ 22:43:56

    Ehh…
    210   628   801   125
    DOB nya soo,seo,fany,yuri…
    Baru mudeng gw…
    Hahahahahhaha

    Reply

  20. initial_D
    Feb 19, 2014 @ 22:52:56

    Ehh…
    210   628   801   125
    DOB soo,seo,fany,yuri…
    Baru mudeng gw…
    Hahahahahhaha

    Reply

  21. defy86devampire
    Feb 19, 2014 @ 23:03:36

    di sini banyak moment manis antara yulsic, taeny, soosun dan yoonhyun. tp hyoyeon ke mana.
    sejujurnya sy lebih tunggu apa jawaban fany setelah pertanyaan diajukan oleh taeyeon. moga tiffany kasi jawab menyakinkan dan buat taeyeon lega sekaligus senang atas jawaban tiffany

    Reply

  22. AiueO
    Feb 19, 2014 @ 23:13:39

    Bener2 ruwet ya mereka, pusing haha. Tapi penasaran banget. Itu yg ngikutin taengsic manitonya si tiff? Manitonya tiff siapa ya…

    Reply

  23. SAFIN
    Feb 19, 2014 @ 23:41:17

    So fast kak yeaAh
    Hmmmm save dlu

    Reply

  24. rani
    Feb 20, 2014 @ 00:26:03

    Yah akhirnya update,mkasih ya aish tepat janji mempublishnya,untung gk kyak SME n YG.hehehe….^_^
    N dag dig dug dibuat setiap pasangan,dalem semua kata2nya apalagi tae ngomong ” fany apakah kontidak ingin memiliki anak dan membangun sebuah keluarga” penasaran apa yg akan di jawab fany…
    Setiap pasangan punya konflik sendiri,n rahasia diantara pasangan,n soosun konflik baru nie,n siapa yg mengikuti taengsic?apakah manito tiffany?apakah manito tiffany yul..?
    N sapa sasaran selanjutnya? Apakah taengsicyoosun,atau kode yg diberikan the hunter yg berhub dgn tgl lahir(sooyoung,hyunie,fanny,n yul).uri member war……..
    Mkin seru nie, ditunggu kelanjutan Vv41…..
    Semangat…

    Reply

  25. mumsmed
    Feb 20, 2014 @ 00:37:38

    wih chapter ini ,enak gitu bacanya gemes+ganjel ngemix…haha nggak tegang2an mulu,,wih soo meragukan cinta sunny ?,terus dia selingkuh deh sama si Kyung hehe*opoopoaniki*
    ak angka ituh….semoga mereka baek2 ajah
    😀
    thanks updatanya kak dan nggak jadi bagian SME atau YG haha

    Reply

  26. hutamikim93
    Feb 20, 2014 @ 01:43:33

    hahh.. seru dan menegangkan.. lagi seru eh tbc,mudah-mudahan chapter selanjutnya gak di protect ya thor..amin..

    Reply

  27. FelSONE (Loyalist)
    Feb 20, 2014 @ 03:07:19

    Yulsic unyu.. Wew bneran tu bkal maen dor”an(?) kra” siapa ya yg ngkutin taengsic.

    Dou maknae kpan blikan’a.. Gmes tiap kali bca scene mreka.

    Untung yoong dteng ke musical’a seo.. Jdi ga lbih lma lgi nunggu chap 40.
    Oke, ditnggu chap slanjut’a…… 🙂

    Reply

  28. Ayutia
    Feb 20, 2014 @ 06:15:19

    Ah seruuuu sekali, knp ga diflm’in aj sih ah pasti seru tembak”an…

    Reply

  29. Ayutia
    Feb 20, 2014 @ 07:04:09

    Harusnya sih ga TBC nih..

    Tungguin lagi ah..blm tembak”an soalnya

    Reply

  30. idom09
    Feb 20, 2014 @ 07:17:09

    ah update cepet nih…ketegangan bkal sgera di mulaiiii….siapkan senjataaa…ayo kita bantu taesicyoonsun mencari the hunter hehehe….emmm yoonhyun manisss…pke pelukan sgala…siapa yg naek motor ngikutin taesic itu,Yul ato Soo? jd ga sbar nunggu next nya….

    Reply

  31. iycdvia
    Feb 20, 2014 @ 07:25:23

    Yang iktn tae n jessie manitox pany?? Makin ksni mkin kompleks dramax.

    Reply

  32. wayes
    Feb 20, 2014 @ 07:53:16

    hhhhmmm Acceptable

    Reply

  33. satriani
    Feb 20, 2014 @ 07:55:09

    annyeong…

    “Apakah itu artinya kau sudah siap untuk mati?” Why??? Kenapa TBC nya pas banget disana 😥
    210 628 801 125 ««« semua pasangan mereka masuk List lagi -_- dan sayang nya TaengSic pun menyadari hal itu 😦

    Aku kaget sama scene TaeNy nya,pas obrolan serius soal *eerrr*…
    Hebat yah Taeng sama Prince banyak kesamaan nya Hahahha…

    Itu tuh manito Ppany yg hobi nya naek motor,seneng banget ngintilin mobil nya SooYeon 😐 tapi kasian aja dah ntar itu motor si Manito Ppany ban nya mau di jeDOR!

    Reply

  34. jinyeonnie
    Feb 20, 2014 @ 07:59:20

    Kak aish gue save dulu y…

    Reply

    • jinyeonnie
      Feb 21, 2014 @ 07:58:30

      yulsic, taeny, soosun, yoonhyun… hyonic gk ad… 210, 628, 801, 125. youngie, hyunnie, ppany, yul? couple’n mereka berempat?? ntu yg ngbuntutin taengsic manitonya ppany? makin menegangkan… chap 41… pake NC kah???

      Reply

  35. kimbluezzy
    Feb 20, 2014 @ 09:20:28

    Sial……

    Jatuh cinta banget sama percakapan Sunny ama Yoong pas ngebahas tentang Cinta itu. Keren benerrrr
    Itu Sunny keliatan cool banget ngekawab pertanyaan Yoong dan enteng banget jawabnya Haha.

    Btw TaengSicnya…. Meeen biar sedikit juga itu diabetes. Tapi curiga saya besar ama Yuri deh. Kayaknya yang ngendarain motor itu Yuri deh, betapa asyiknya Taeyeon merintah Yoona dengan santai padahal lagi di buntutin.

    Thx you!

    Reply

  36. dhika
    Feb 20, 2014 @ 10:00:24

    absen lagi, belum baca au ssi

    Reply

  37. vanni9gg
    Feb 20, 2014 @ 10:20:55

    Kyaaaa eonnie update juga akhirnya,,aku aja ga tau klo dah eonnie dah update chap 39 sama 40 lagiii,,,krn aku ga update d twitt,mian
    CiEeeee,,sica yg udah bisa masak,,momentnya seweeettt deh ama seobangnya….
    Itu taeng apa maksdnya nanya kayak gitu ama ppany,,jangan bilang taeny ada drama lagi,,andweeeeeeeeee,,,
    Aku ga sanggup liat mereka drama lagi eonnnn,,,
    Jangan lama2 updatenya ya eonn,,semangattt

    Reply

  38. nlockheart
    Feb 20, 2014 @ 10:45:33

    hmm.. setiap lagi berdua, masing2 member memiliki inti obrolan yg ngeri..
    Diawali dr Yulsik, Yoonhyun, Taeny, YoonSun, Taengsik.
    Dan siapakah yg pengendara motor itu?
    Hyo, Soo, Seo, atau Yul ?
    hmm. semoga terjawab do chap41,
    see you VV 🙂

    Reply

  39. soshi9angels (@Siska_sone24)
    Feb 20, 2014 @ 11:01:58

    Enak di bacanya….. momment RF cieee….

    curiga sama Sunny, langsung inget chap sebelumnya yang obrolannya sma Yoong d apartemen Yoong…

    makin penasaran sma manitonya Tiffany.. SooYoung kah?

    TaengSic menyadari 4 angka ratusan itu juga… tapi kenapa diem aj?

    Reply

  40. taengoolapazta
    Feb 20, 2014 @ 11:13:03

    dibuka dengan yulsic, dan itu bikin deg-degan. kaget juga karena sica bisa masak. wkwkw.
    dob nya itu.. err.. bikin merinding aja. gimanapun juga pasti membernya itu yang jadi sasarannya. agak curiga juga sih kenapa taeng nurut-nurut aja ama analisisnya yoong. tapi ternyata nyadar juga kalo itu bukan cuma sekedar postal kode.
    di bagian akhir itu apa manitonya fany? yah.. ditunggu kelanjutannya selalu ya kak! nice!!!
    daebak!

    Reply

  41. renitasone
    Feb 20, 2014 @ 16:14:26

    parah taetae makin masuk ke dalam permainanya sendiri…
    taeny yulsic soosun so sweet abis ampe diabetes q bacanya..

    Reply

  42. -santique-
    Feb 20, 2014 @ 18:32:56

    ini author cheesy bgt dah haha pntr bgt ngerangkai kata n bwt yg baca cengar cengir. . .
    Tuh mksd tae apa cba nanya gto ke fany jgn2 tae bkln mti lgi n owh ska n kngn bgt sma yulsic sweet bgt y di ff mah.hahaha
    Yoonhyun adlh dkit k majuan n soosun owh yg hbs indehoy beerrr.
    Itu yg buntutin taengsic hyo ya??
    Trus pa lgi ya sgni aja dlu dh n d tnggu chap dpn ya..

    Reply

  43. MelFany
    Feb 20, 2014 @ 21:12:59

    Wadooohh.. Membernya?? Dijemput fany?? Hmm manito nya fany mungkin yaa..
    Yoonhyun.. Udah balikan aja lagi.. Hahaha
    Ditunggu kelanjutannya un
    Fighting (ง’̀⌣’́)ง

    Reply

  44. childchoding
    Feb 20, 2014 @ 21:18:00

    woow mulai pencarian yoonsic and taesun
    jd taeng dh tau fany and manito’y ngikutin pencarian mereka….
    bnyk sweet moment’y
    apa jawaban ppany ya wat pertanyaan taeng….
    gue koq mikir manito ppany hyo taw ga seo ya…
    kpn yoonhyun clbk ka????
    yoog mainan’y serem ih PISTOL
    next chap perang nih seru….

    Reply

  45. hana mutia
    Feb 20, 2014 @ 21:31:21

    kak aish, lu tumben bkin moment sweet gt deh. d mulain dr yylsic, taeny trkahir soosun….
    itu kiss ya mreka 😀

    oiya, 210 628 801 125 itu ultahnya soo, seo, panny yul kan?
    apa mreka trgabung dr manito2nya panny ya? kok gw mkin curiga deh.
    apalagi yg ngikutin taengsic pke motor gtu. gw mkirny antara yul/soo deh itu.

    tp mkin complicated kak, gw btuh pncerahan dong next chapnya kak. plis~ hehehe
    lanjut deh kak, thanks lu udh mw nepatin jnji buat update, ga ngegantungin kaya SM ya 😀

    Reply

  46. tantysone
    Feb 21, 2014 @ 00:43:55

    Alahh ka, baby Ls27 gue blum komen hahaha. Gue cuma ngeuh sama angka ratusan yg ngarah ke tgl lahir soo, hyunie, fany ama yuri. Nah angka yg teyon tnjukin itu gmna? Teu ngarti ah urang mah, tangka lieur na..

    Reply

  47. Ckyhyun
    Feb 21, 2014 @ 13:15:03

    Hyaaa.. Apa maksud dr prtnyaan taeyeon ke tiffany. Hubngn mrk bkl baik2 aja kn? Hubungan maknae melelahkn hha. The hunter kpn muncul thor? Kutunggu kemunculannya. Jg kutunggu kelanjutannya.

    Reply

  48. yoongTaengGorjess
    Feb 22, 2014 @ 10:50:10

    makin seru aja nih,
    palagi part per couple.
    mana dalem bangett kata2nya…
    haha, jjang kakak!!
    ^^v

    Reply

  49. sicababy
    Feb 22, 2014 @ 11:43:49

    Oh jadi sebenernya taengsic nyadar tapi malah diem,moment nyaa gue suka

    Reply

  50. taeblue
    Feb 22, 2014 @ 19:05:11

    thanks kak nepatin janji. ga php kaya itu & itu

    Member? Siapa?? -_-
    ah Taeyeon nanya gitu siap” ngelepas Fany apa gimana u.u

    Reply

  51. Dodo
    Feb 22, 2014 @ 20:05:52

    Hai…(∩_∩) po datang (∩_∩)

    Taeyeon lucu banget (∩_∩) ,bayangin taeyeon nakutin prince pasti lucu dech…(∩_∩)

    Taeyeon aneh ya,kenapa taeyeon menanyakan pany mau memiliki anak dan membangun sebuah keluarga ? Apa krn taeyeon merasa klo hidup nya tinggal 1 thn ? Penasaran dgn jawaban pany ?

    Po penasaran sapa yg mengikuti mobil nya taesica ?
    Apa yg akan di lakukan yoona terhdp pengendara motor tersebut?
    Apa pengendara motor itu manito nya fany ?

    Po makin penasaran akan lanjutan cerita ini (∩_∩)
    Sempurnaaaaa (∩_∩)
    (ง’̀⌣’́)ง ⓢⓔⓜⓐⓝⓖⓐⓣ
    (งˆ▽ˆ)ง hwaiting terus ya

    Reply

  52. Ls27
    Feb 23, 2014 @ 04:00:04

    Mamenn, royal family moment.
    Uri member? Nugu?
    Btw, pertanyaan Jessica ke Taeng pas bagian akhir itu sedikit meresahkan. Gomawo kak buat TaeNy momentnya meski ujung-ujungnya berakhir dgn kekhawatiran atas pertanyaan Taeng ke Fany. Update soon ya kak..

    Reply

  53. Ls27
    Feb 23, 2014 @ 04:00:43

    Mamenn, royal family moment.
    Uri member? Nugu?
    Btw, pertanyaan Jessica ke Taeng pas bagian akhir itu sedikit meresahkan. Gomawo kak buat TaeNy momentnya meski ujung-ujungnya berakhir dgn kekhawatiran atas pertanyaan Taeng ke Fany. Ditunggu next chapter’nya kak.. Fighting.

    Reply

  54. Silent Killing
    Feb 23, 2014 @ 04:22:38

    Royal family moment.
    Uri member? Nugu?
    Gomawo kak buat TaeNy momentnya meski ujung-ujungnya berakhir dgn keresahan karena pertanyaan Taeng ke Fany. Can’t wait for the next chapter. Ciaoo.

    Reply

  55. gorjes spazer
    Feb 23, 2014 @ 21:17:55

    sweet RF but still misterious..lnjut y…

    Reply

  56. Deerice
    Feb 24, 2014 @ 14:28:26

    Btw, ini gue comment lgy(?) Gppa yah kak aish .. XD
    Itu yang YoongSun cerita’in, kisah nya SooSun bukan’yah??..
    Trus jngan-jngan yang ngikutin mobilnya Taengsic itu Sooyoung?..

    Reply

  57. LiaTaegangster
    Feb 26, 2014 @ 20:08:27

    Anyeooong….
    Mmm….. Pertama2 thanks ka aish… Karena ydah bikin sweet momen buat yulsic. Klo di tengok ke belakangkan, yulsic jrng bgt tuh sweet kaya gtu paling juga sekelebatan doang.
    Lia suka bgt ama nuh chap.
    Awal nya dibuka ama yulsic trs di lanjut ama taeny… Meeeennn…. Gk tau deh… Di otak lia tuh brasa kalo interaksi uri member apalagi yg copelan tuh yah kaya gini, persis ky yg di jelasin ka aish…
    Trs lanjut ke yoonhyu… Gak tahu sih ntr bakalan gmn ama tuh dua maknae secara kan mrk masih agak gmn gtu, apalagi kan seo udah official ama yonghwa. Walaupun kemungkinan2 kecil mrk balikan ada sih…
    Nah trs lanjut ke soosun. Klo lia baca nih pasangan yg paling konsisten buat urusan cinta. Jrng ada konglik yg ky taeny, yulsic, ama makne cople.
    Nahh…pas obrolannya yoong sunny tentang cinta tuh asli ngena bgt. Suka dah ama kata2 sunny…
    Walaupun nyempil dikit taengsic , itu kan wajib swcara mereka kan manito gtu.
    Oh iyah ka aish… Ntu berart taeng ama yoong tau dong kalo panny punya manito juga ? Trs pasti nya die tau dong siape aje manitonye tippani??? Makin kopleks deh… Dan yeahhh…. Kayanya makin deket ama the hunter yah ?? Makin penasaran ama tu orng…. Oh iyah tentang prtanyaan taeng ke tippany maksud nya apa sih ?? Emng taeng serius tanya gtu apa cuma pengalihan aja….
    Di jawab juseyoooo…..

    Reply

  58. intan_lee
    Feb 28, 2014 @ 19:14:22

    idih udah update lama ternyata -_-
    hah RF momen sweet ^_^ tp hyo kok gak nongol ya ? kemana dia ?

    Reply

  59. chococheese09
    Mar 01, 2014 @ 22:46:30

    Huuuaaahh~~~ bru sempet comment.. XP

    Itu si kido emesh2 aneudh dh klo lg jeles, aplg sma prince.. bahaha
    Permainan mereka udh semakin buka2an yah antar member tp dgn begitu kebohongan demi kebohongan malah trus terbentuk.. ckckckck… Soal ‘code-code’ gw ga mau bnyak omong ah.. *blng ajh klo emng ga tau.. XP* pkoknya cukup d nikmatin ajh.. hahaha

    Next chap kynya menegangkan niihh…. yuuukk update lagii… hehe

    Btw… pasti udh nonton mv Mr. Mr. kaan? entah perasaan gw ap emng bner yah? Ad bbpa kesamaan dgn TaengSic. Ga banyak sih tp cukup ternotice sma gw. Pertama d teaser random yg di rekam Sunny. Di situ TaengSic sma2 lg tidur dn sma2 di bangunin Sunny. Trus di akhir mv, ending pose mreka sma. Hmm…. emng kebetulan? atau ad cerita di balik itu? *Gw udh kesetanan VV nih kynya* Bahahahaha….

    Oke dh… di tunggu next chapternya yah kakakk.. ^^

    Reply

  60. marisasukamakanroti
    Mar 03, 2014 @ 10:53:30

    Buat author tercinta: Gue ada beberapa berita gembira dimana salah satunya adalah gue mau kembali ke dunia per-FFan mungkin untuk sementara, mungkin untuk selamanya..
    Kedua, gue baca VV chapter 40 untuk test-drive apakah gue mau merelakan diri gue untuk baca vice versa selanjutnya tanpa harus merasa menyesal (karena tulisan lo pasti bakal ngedistract gue banget. Anyway, gue memutuskan untuk baca. Tapi entar PW gue minta ya (digampar readers yang susah payah mecahin PW)
    Komentar gue adalah, setelah sekian lama gak baca tulisan lo. TBH, gue lebih suka gaya nulis lo di VV ini. Gak banyak bahasa puitis tapi bisa menggambarkan gestur dengan cakep. Maksud gue, begitu baca paragraf pertama gue langsung tertarik baca paragraf selanjutnya karena gak ada konten-konten berlebihan.

    Gue baru bisa komen perubahan gaya nulis lo. HAHAHA, soal ceritanya gue harus baca dari chapter satu, dan menyusul ketinggalan gue sama Runaway.

    Ditunggu bukunya keluar, ya! (if you know what i mean. *kedip genit*)

    Reply

  61. shuangji
    Mar 15, 2014 @ 22:03:14

    sica rupanya bs masak jg y demi seobang nya dan ga mau kalah ma fany he2
    sapa tu yg ngikutin mobil sica ? rupa nya tae da tau klo fany dan tmn nya memata matai mrk, tae emang pinter y.
    di tunggu lnjtn nya

    Reply

  62. Lee TaeNy
    Apr 15, 2014 @ 12:12:14

    “Terima ksh utk segalanya…Sooyeonie.Aku mncintaimu”
    Stiap kali ngebayangin scenenya YulSic, gue senyam-senyum kaga jelas. Suka bnget sm scene pembuka diatas.
    TaeNy… Knpa Taetae mmberikan Fany pertanyaan sprti itu ya.?
    SooSun… Meleleh sm percakapan mereka.
    Maknaes… Bikin gue gregetan + mencak-mencak. Kapan balikannya.?
    Yg terakhir menegangkan.

    Reply

  63. blackpearljess^^
    Apr 20, 2014 @ 12:04:45

    alamak telat gw buka2 wp ny k aish…
    part ini di awali yulsic di akhiri taesic lol~

    msh penasaran ama gank ny fany deh gw.. kpn ya bakal kebongkar ny itu susunan manito di gank ny fany…

    mantap ye sunny udh mau “perang” ama the hunter tp msh smpet2 ny melayani soo dlu d kmr hahhaaahaaa*evilsmirk*
    lnjut deh..

    Reply

  64. fildahanna97
    Apr 23, 2016 @ 22:17:05

    Hahhhhh… *lemes*
    padahal taeny momentnya sweet pas bnget pembukaan chap lagi -_-
    tapi pertanyaan tae bkin gua drop seketika -_-
    wae unnie wae…..
    apa yg ngikutin taengsic manitonya panny ??
    yulsic juga manis tuh momntnya
    tpi soosun beda wkwkwk
    bergairah mereka mah :v
    akhirnya mereka bakal berburu lg

    Reply

  65. sukma1901
    Jul 22, 2016 @ 11:05:06

    Part ini dbagi jd tiap scene berpasangan ya ?
    Hmm
    Manito dh ktauan skrg penasaran ama member yg ngikuti mreka berdua

    Reply

  66. Q'cho11
    Oct 01, 2016 @ 00:59:04

    Andweyoo tae😢… slma ini hanya tae saja yg merasakan lelahnya.. huff😧 knp harus sejau itu

    Reply

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.