Vice Versa (Chapter 41)

Title : Vice Versa

Author : Navaya

Cast :

Kim Taeyeon

Jung Sooyeon

Hwang Miyoung

Kwon Yuri

Im Yoona

Seo Joohyun

Lee Soonkyu

Choi Sooyoung

Kim Hyoyeon

Genre : Drama, Romance, Crime, Mystery, Thriller

Length : Series

Song List:

Katy Perry – Thinking Of You

Katy Perry – Unconditionally

Madilyn Bailey – Mirrors (Cover Justin Timberlake)

Justin Bieber – Nothing Like Us

CN Blue – Cold Love

CN Blue – Sleepless Night

Desclaimer:

This is just for fun.

Just a pure fiction story.

Imagination. Fantasy. Dream.

 

Copyright. ©Navaya 2014. All right reserved

Please, don’t try to copy this story without prior written permission from the Author.

Thanks 🙂

– Sometimes being ‘heartless’ is the best way to deal with problems.. But, not now.. –

Happy Reading

 

This Is It

CHAPTER 41

Author POV

“Dia memberitahukan makna Viva La Vida?” Desahan geram terdengar dari sosok yang duduk bersandar pada kursinya. “Dia gagal mencelakakan Kim Taeyeon dan sekarang dia malah membuka semua rencana kita. Apa yang dia inginkan?”

“Perang terbuka.”

“Tidakkah itu merugikan kita? Mereka tentu akan semakin berjaga-jaga saat mengetahui apa makna di balik Viva La Vida.”

“Kau takut dikalahkan?”

Mendengar nada mengejek dari lawan bicaranya membuat sosok itu bangkit dari kursinya.

“Ya! Kau-”

“Kau marah karena apa yang kukatakan adalah benar? Hyesuk-ssi tidak bermain dengan cara yang sama denganmu. Dia cukup fair dengan membiarkan Kim Taeyeon mengetahui jati dirinya sebagai musuh utama. Kau bahkan tidak berani menampakkan wajahmu pada mereka. Orang suruhanmu tidak membocorkan jati dirimu jadi kurasa cukup adil jika dia membiarkan mereka mengetahui sedikit tentang kode yang mereka dapatkan. Tidakkah perang terbuka lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan kucing-kucingan?”

“Lalu apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita mengubah sasaran berikutnya? Meski aku dan Hyesuk-ssi tidak memiliki cara bermain yang sama, tapi kau tahu dengan pasti bahwa aku tidak akan mengulang sasaran yang sama.”

“Tak ada yang perlu kita ubah. Sudah waktunya kita bermain dengan terbuka. Tetap lakukan sesuai dengan apa yang kita sepakati sejak semula. Im Yoona atau Lee Soonkyu? Aku akan mengikuti siapapun yang ingin kau celakakan lebih dulu.”

“Im Yoona. Aku ingin dia.”

***

 

Jessica merasakan getaran di sebelahnya. Membuatnya mengerang dan menggerakkan tangan mencari ponselnya. Dengan mata yang masih tertutup dia menerima panggilan tersebut. Ditempelkannya layar ponsel di telinganya dengan satu tangan lain menarik selimut hingga menutupi kepalanya.

Yeobo-”

“YA! Kau yang menyuruh Yoong menembak motornya?! Kau tahu kan jika pengendara motor itu membermu sendiri?” Suara teriakan kesal terdengar di seberang sana. Membuat Jessica kembali mengerang dan menjauhkan layar ponsel dari telinganya. Dia mengusap ujung hidungnya dan memeluk boneka Mickey Mouse milik Yuri. Berguling dengan posisi menghadap langit-langit. Kembali menutup matanya untuk meminimalisir pening di kepalanya.

“Kenapa kau tidak menghentikannya jika memang kau tidak suka?” Jessica membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Mengubah posisinya menjadi duduk dengan bersandar di kepala tempat tidur. Matanya menatap sekeliling dan berusaha mengembalikan kesadarannya secara penuh. “Dan satu hal yang harus kau tahu, aku tidak mungkin menyuruh Yoong melakukan kegilaan semacam itu. Taeng adalah otak dari apa yang Yoong lakukan.”

“Dia lagi. Kenapa selalu Taeng?! Tidak bisakah kau menghandle pemikiran gilanya?” Jessica dapat mendengar desahan kesal di seberang sana.

“Yoong benar-benar penembak yang luar biasa. Kau tahu apa yang dia lakukan semalam? Dia menembak melalui kap atas mobil Soonkyu. Di saat mobil itu masih melaju dengan kecepatan di atas 100km/jam dan tepat menembus ban belakang motor itu.” Jessica mengerutkan dahi mendengar penjelasan itu. Yoona melakukan perintah Taeyeon melebihi apa yang dia ekspektasikan. Dia memang tidak melihat secara langsung karena posisi mobilnya yang berada di depan.

“Apa dia terluka?” tanyanya dengan suara parau.

“Kurasa semua berjalan sesuai rencananya. Tak ada korban dari kegilaan kalian semalam.” Suara di seberang sana terdengar tenang. “Apa kau bermalam di dorm?”

“Apa kau pikir aku memiliki pilihan?” Jessica menghela napas dan turun dari tempat tidur. Membuka gorden kamar yang jarang dia tempati sejak dua tahun terakhir. Matanya menyipit melihat pemandangan di hadapannya. Pagi ini begitu kelabu. Rintik hujan membasahi kaca jendela di hadapannya. Tanpa sadar dia memeluk tubuhnya sendiri saat menyadari hawa dingin begitu lekat menyentuh kulitnya. Membuat bulu kuduknya meremang.

“Tak semua hal berjalan sesuai rencana. Tiffany tidak menjemputnya. Aku dan Taeng nyaris ketahuan. Tiffany terbangun dan hampir menangkap basah kami jika saja saat itu Taeng belum berganti piyama dan kembali membual.” Jessica memijat pelipisnya mengingat apa yang terjadi semalam. Setelah menemukan apa yang dicarinya dalam kotak surat, mereka melanjutkan pembicaraan di pantry. Saat itulah Tiffany terbangun karena haus dan menemukan mereka di pantry.

“Apa yang Taeyeon katakan?” Jessica dapat mendengar suara tawa di seberang sana.

“Dia terbangun karena mendengar suara pintu terbuka saat aku datang lalu kami membicarakan pekerjaan.” Jessica menguap dan mengusap sudut matanya. Dia kembali berbaring dan menutup rapat tubuhnya dengan selimut.

“Apa Tiffany mempercayai kata-kata Taeyeon?”

“Hmm..” Jessica mengangguk meski dia tahu lawan bicaranya tidak dapat melihatnya.

“Kau tahu kan jika mereka tahu?”

“Ya, dan mereka berpura-pura tidak tahu.” Jessica mengusap tengkuknya dan menghela napas panjang. “Meneruskan peran yang terlanjur kita mainkan adalah satu-satunya pilihan yang harus kita lakukan.”

“Sampai kapan?”

“Jika saja aku dapat menjawabnya.” Jessica tertawa kering. “Aku tidak tahu.”

“Lalu apa yang kalian dapatkan semalam?”

“Tablet.” Jessica menjawab pendek.

“Tablet?”

“Sesuatu yang lebih baik jika tidak kau ketahui.” Jessica menarik napas berat. Mengingat sebuah tablet yang jelas memberinya ancaman besar sekaligus petunjuk yang tidak memberi arti yang nyata. “Aku tidak ingin membicarakannya sekarang. Kepalaku benar-benar pening.”

Here comes trouble.” Tawa renyah terdengar dan membuat Jessica sedikit merileks. “Apa kau merasa tertekan? Jika mengingat pembicaraanku dengan Taeng pagi ini, dia terdengar sangat tidak fokus. Dia bahkan tidak dapat menjawab saat kutanya apa yang akan dia lakukan selanjutnya.”

“Bagaimana bisa kau tidak tertekan jika kau tahu kekasihmu bisa saja berada dalam bahaya? Jangan salahkan Taeyeon jika sekarang dia merasa kebingungan. Aku pun tertekan. Terlebih dengan apa yang terjadi semalam. Jika saja aku tidak sedang mengemudi, aku pasti sudah menghajarnya karena perintah gila yang diiyakan oleh Yoona. Semakin lama, aku semakin tidak memahami apa yang terjadi di antara kita.” Jessica mendesah sambil memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

“Daripada kau mengkhawatirkan kekasihmu dan orang lain, lebih baik jika kau mengkhawatirkan dirimu sendiri. Kau adalah satu dari empat sasaran utama dan kau tahu nyawamu tak lebih dari barang taruhan untuk mereka.”

Jessica mengiyakan kalimat gadis itu dalam diam. Sesaat keheningan terjadi di antara mereka.

“Sica-ah..” Jessica dapat merasakan intonasi yang penuh urgensi saat gadis itu memanggil namanya.

“Hmm..”

“Apa kau tahu jika aku yang menjemputnya semalam?”

“Huh?” Jessica mengubah posisinya menjadi duduk. “Apa maksudmu?”

“Gadis yang mengendarai motor semalam. Apa kau tahu jika aku yang menjemputnya semalam?” Dia mengulang pertanyaannya.

Jessica menggigit bibir bawahnya dan menarik napas dalam.

“Katakan yang sejujurnya padaku. Berada di pihak siapa kau sebenarnya?”

 

***

 

“Apa Taeng tahu jika kau sering melakukan ini? Mendatangi rumah sakit untuk mencari tahu tentang hasil check up-nya?” Sunny menatap gadis yang tengah sibuk membolak-balik kertas dengan logo sebuah rumah sakit di atasnya.

Tiffany menggeleng dengan tatapan yang tak lepas dari deretan huruf di hadapannya. Wajahnya tampak serius dan membuat Sunny dengan terpaksa menarik kertas-kertas dalam genggamannya.

“Sunny-ah.” Tiffany mendesah dengan satu hela napas panjang.

“Aku sudah mengiyakan permintaan untuk membantumu mendapatkan semua ini. Sekarang apa sulitnya kau menjawab pertanyaanku huh? Tidak cukupkah kau membuatku merasa menjadi pengkhianat untuk Taeng karena melakukan semua ini di belakangnya? Aku berada di sini bukan untuk menghabiskan semua makanan pesananmu, Fany-ah. Sebenarnya aku merasa aneh. Sooyeon pun melakukan hal yang sama beberapa waktu lalu. Kenapa mereka berdua melakukan hal ini?” Sunny menatap Tiffany dengan tatapan serius.

“Aku baru pertama kali melakukannya. Selama ini aku selalu bertanya padanya tentang hasil check upnya dan Taetae tidak pernah menjawab pertanyaanku. Dia tidak suka jika aku menanyakan hal itu dan sering kali hal itu menjadi salah satu sumber pertengkaran kami.” Tiffany menghela napas. “Aku ingin mengetahui apapun tentang kekasihku. Aku tidak sedang mencurigainya berselingkuh. Aku hanya ingin mengetahui tentang kesehatannya. Beberapa minggu ini dia terlihat lelah dan pucat. Dia pun kehilangan bobot tubuhnya dengan cukup drastis. Aku tidak bisa mengabaikan itu. Aku hampir kehilangannya tahun lalu dan apa salah jika sekarang aku mengkhawatirkannya?” Suara Tiffany terdengar frustrasi dan Sunny memahami itu.

“Beberapa malam ini dia tidur dengan tidak tenang. Sleep talking-nya sudah membaik tapi aku tahu dia selalu dihantui mimpi buruk. Semalam bahkan dia tidur dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Aku harus memeluknya agar dia kembali tenang.” Tiffany meraih gelas dan menyeruput minumannya.

“Dan sekarang kan meninggalkannya sendirian di dorm?” Sunny menaikkan sebelah alisnya dan memperhatikan gestur Tiffany.

“Ada Jessie di dorm. Akhir-akhir ini dia lebih sering bermalam di dorm. Joohyun dan Hyoyeon juga lebih banyak menghabiskan waktu di dorm.” Tiffany menjawab tenang sambil menyuap makanan ke dalam mulutnya.

Sunny mengiyakan dalam hati. Teringat bahwa beberapa waktu lalu Jessica terpaksa bermalam di dorm karena situasi yang tidak memungkinkan untuk kembali. Dan melihat seperti apa reaksi Tiffany membuat kerutan di dahi Sunny semakin dalam. Tiffany terlalu tenang jika dibandingkan dengan Tiffany yang selama ini dia kenal.

“Ahhh kurasa Yuri juga menemaninya di dorm.” Ucapnya sesaat setelah menatap layar ponselnya. Membaca satu pesan yang baru masuk dalam ponselnya.

“Kalian baik-baik saja?” Pertanyaan Sunny membuat Tiffany mengangkat wajah dan menatap Sunny dengan pandangan bertanya.

“Kalian?”

“Kau dan Sooyeon.”

“Jika pertanyaanmu mengarah pada kecemburuanku pada Jessie, kuakui terkadang aku masih sering merasa cemburu. Tapi kurasa itu bukan hal penting yang menjadi batu sandungan dalam hubungan kami. Jessie mencintai Yuri dan vice versa. Aku pun mencintai Taetae dan vice versa. Tak ada masalah.”

Sunny tertawa mendengar kalimat Tiffany. Bukan karena pengakuan barusan tapi karena Tiffany menggunakan vice versa dalam kalimatnya. Seolah mengujinya untuk bereaksi lebih terhadap apa yang dia katakan. Namun Sunny memilih tak menggali lagi lebih dalam dan terus menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

“Apa kau dan Youngie baik-baik saja?”

Kali ini pertanyaan balik dari Tiffany ganti membuat Sunny mengerutkan dahi.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Tiffany kembali bertanya saat Sunny tak juga menjawab pertanyaannya.

“Tidak biasanya kau menanyakan hubunganku dengan Shikshin itu.”

“Aku hanya bertanya, Sunny-ah. Mengingat pengakuan Yoong semalam, kurasa aku harus lebih memperhatikan member-memberku. Bagaimana bisa aku clueless dengan hubungan Yoong jika bukan karena aku kurang memperhatikannya?”

“Itu bukan salahmu. Dia memang baru mengumumkannya semalam.” Sunny menjawab datar.

Tiffany tertawa kecil mendengar jawaban itu. Dia mencondongkan tubuhnya dengan jemari yang memutar-mutar sendoknya.

“Melihat reaksimu semalam dan tanggapanmu barusan, kurasa kau sudah lebih dulu mengetahui hubungan baru Yoona.”

Sunny mengangkat bahu. “Aku hanya menduga bahwa dia tak lagi sendiri. Kita sudah bertahun-tahun bersama. Bukan hal sulit membaca bahasa tubuh kalian. Lagipula bukankah tidak pernah ada rahasia di antara kita? Kau tahu itu dengan baik, Fany-ah.”

Tiffany menahan senyumnya.

“Ya, kau benar. Tidak pernah ada rahasia di antara kita.”

 

***

 

“Taeyeon tidak ikut bergabung malam ini. Fany sedang tidak enak badan dan dia tidak mau meninggalkannya sendirian di dorm. Dia juga berpesan agar kita tidak pergi tanpanya.” Sunny melempar ponselnya ke sofa dan berjalan menuju pantry. Tak lama dia kembali dengan sekaleng beer yang sudah terbuka dan duduk di sebelah Jessica.

“Kau harus mengisi ulang lemari pendinginmu, Yoong. Isinya benar-benar tidak sehat.” Sunny menggelengkan kepalanya saat melihat Yoona menyeringai menanggapi kata-katanya.

“Sebenarnya aku juga tidak bisa karena malam ini Yuri memintaku untuk tinggal di apartemen kami.” Jessica menghela napas panjang dan menaruh tablet yang sejak tadi menjadi perhatiannya di atas pangkuan. “Aku tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini dia selalu bersikap clingy.”

“Tak jauh berbeda dengan, Youngie.” Sunny menambahi.

“Kekasih yang menyulitkan seperti itu akan lebih baik jika kalian lepaskan.” Kata-kata Yoona langsung mendapat tatapan tajam dari kedua unnienya.

“Isshhh.. Jangan memandangku seperti itu, Unnie. Aku hanya bercanda.”

“Aku tahu kau tidak bercanda dengan kata-katamu tadi. Apa kau benar-benar menginginkan kami berpisah?” Jessica menyedekapkan tangannya dengan tatapan yang tidak lepas dari Yoona.

“Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya tidak suka membuang waktu. Di saat kalian tidak bisa bergerak karena gangguan intern seperti itu, sedangkan aku bebas melakukan apa saja, bukankah lebih baik jika kalian membiarkan aku melakukan pencarian?”

Yoona menatap kedua unnienya yang tak memberinya reaksi. Dia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kesal.

“Bagian ini yang selalu membuatku kesal. Sudah kukatakan permainan ini tidak cocok untuk mereka yang berpasangan. Maka biarkan aku yang menyelesaikan. Toh aku tidak memaksa kalian menemaniku. Bukan masalah bagiku jika aku harus melakukannya sendiri.” Yoona menghempaskan tubuhnya pada sandaran sofa dengan bibir mengerucut.

“Apa kau lupa dengan pengakuanmu beberapa waktu lalu? Lupa dengan statusmu yang tak lagi single dan available?” Jessica menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yoona.

“Setidaknya aku bukan kalian yang memiliki kekasih uri member. Oppa tidak memintaku menemaninya sepanjang waktu. Dia tidak menyusahkan karena itu berhubungan dengannya bukan hal yang menyulitkan.” Yoona berkilah dengan satu senyum nakal.

“Such a player.”

Yoona menggelengkan kepalanya dengan bibir mengerucut mendengar kata-kata Jessica. Wajah kekanakan itu seketika berubah serius saat disadari Jessica pun tidak sedang menggoda untuk sekedar mengganggunya.

“Kau mengenalku dengan baik, Unnie. Terlepas dari siapa kekasihku sebelumnya dan seperti apa tipe idealku, Seunggi Oppa adalah yang terbaik. Aku tidak akan memilih lelaki yang salah jika hanya untuk menjadikannya musuh bersama.”

“Kau serius menjalin hubungan dengannya?”

“Aku bahkan berani bertaruh, jika sampai skandal ini diketahui publik, kami akan mendapatkan banyak ucapan selamat dan doa restu.”

Except Sone.” Jessica menjawab acuh. “Apa kau pikir mereka akan bahagia jika kau membuat shippermu patah hati?”

“YoonHyun tidak akan pernah mati, Unnie. Aku menyayanginya dan selalu menyayanginya. Kau tahu itu. Kau lihat sendiri sekarang hubungan kami jauh lebih baik meski kami tak lagi menjadi sepasang kekasih. Dan tidakkah kau menyadari? Meski hubunganmu dan Yuri Unnie masih bertahan hingga kini, kalian sudah lebih dulu mematahkan hati shipper kalian karena menanti momen yang tak pernah datang.” Yoona menjawab tenang sambil membolak-balik naskah dramanya. “Suka atau tidak, kita akan tetap mematahkan hati mereka yang terlanjur percaya dan berdelusi tentang kita. Pada akhirnya mereka akan mendengar hal semacam itu untuk kesekian kalinya. Kau tidak mungkin mengatakan pada dunia bahwa kau dan Yuri Unnie berkencan. Begitu pula dengan Sunny Unnie dan Sooyoung Unnie atau Taeyeon Unnie dan Fany Unnie. Pada akhirnya SM pasti akan memaksamu mengakui hubungan palsu untuk menyelamatkan wajah mereka di mata publik.”

“Yoong…” Menyadari raut keras Jessica membuat Sunny buka suara.

C’mon, Unnie.” Yoona mendesah. “Kita memiliki kehidupan dan juga pilihan yang mungkin tidak Sone inginkan. Itu lumrah. Aku hanya bicara kenyataan tentang apa yang harus kita persiapkan di depan.”

“Termasuk mempersiapkan hubungan barumu yang akan menjadi santapan yang mengenyangkan? Itu maksudmu?” Jessica menaikkan alisnya tanpa mengubah ekspresinya.

“Tidak cukupkah permintaan maafku, Unnie?” Yoona menyedekapkan tangannya dengan wajah gusar. “Kupikir kau akan berada di pihakku dan mendukung semua keputusanku. Kau ingin aku bahagia dan kukatakan, sekarang aku bahagia. Aku memilih untuk membuka hatiku dan memulainya dengan seseorang yang baru. Lalu kini kau bersikap berseberangan denganku. Aku sudah mengakui semuanya dengan jujur di hadapan Joohyun dan Unniedeul. Aku sudah meminta maaf untuk segala kemungkinan terburuk yang mungkin akan muncul di depan. Lalu sekarang apa lagi? Katakan padaku apa yang harus kulakukan?”

“Kau mencintainya?” Jessica bertanya dengan intonasi tenang.

“Unnie..” Yoona mendesah.

“Kau mencintai kekasihmu?”

“A-aku..” Yoona kembali mendesah sambil mengusap wajahnya.

“Kau bahkan tidak bisa menjawabnya dengan spontan Yoong. Perbedaan besar dan mendasar yang dengan terpaksa kubandingkan jika aku mengingat seperti apa kau dan hubunganmu sebelumnya. Jangan salahkan aku jika aku merasa kau tidak memberinya cinta sepenuhnya. Jangan pernah bermain hati, Yoong. Tidak cukupkah dengan banyaknya orang bodoh yang berada dalam grup ini? Dan tidakkah kau belajar untuk lebih menahan diri dan berpikir matang sebelum mengambil keputusan?”

“Aku melakukannya, Unnie!! Aku telah memikirkan semuanya dan ini adalah yang terbaik!! Setidaknya dengan cara-”

Geumanhae, Yoong!” Satu suara keras membuat Yoona terdiam. Dilihatnya Sunny berdiri sambil memijat pelipisnya. “Jangan diteruskan.” Pintanya dengan intonasi melunak.

“Dan kau,” ucapnya dengan tatapan mata mengarah pada Jessica. “Terima keputusannya karena itu hidupnya. Itu adalah pilihannya. Dan satu lagi, berhenti bertengkar dengan Taeng di setiap pertemuan karena itu hanya membuat kalian berdua membuang tenaga dengan percuma. Kalian saling menyayangi jadi kumohon.. Berhenti.”

Sunny menghela napas panjang dan berjalan mengambil tas dan coatnya.

“Kuharap kalian tidak melanjutkan pertengkaran ini setelah aku pergi.” Tanpa menoleh, dia berjalan menuju pintu dan keluar dari apartemen Yoona.

 

***

“Mobil siapa ini? Apa ini milik Taetae?” Tiffany tersenyum kecut menatap lembaran foto di tangannya. Di sana jelas terlihat Taeyeon dan Jessica keluar dalam sebuah mobil yang tidak dia kenali di pelataran parkir dorm mereka.

“Kenapa kau bertanya padaku? Tanyakan langsung padanya. Aku bukan dia. Kau tidak akan mendapatkan jawaban yang akan membuatmu merasa lega. Fotografer yang kita sewa tidak dapat menjangkau hingga sejauh itu.”

“Malam itu aku menemukan mereka di pantry tidak dalam keadaan seperti di foto ini.” Tiffany menghela napas gelisah.

“Batas antara naïf dan bodoh itu tipis, Fany-ah. Kau tidak bisa terus bersikap seperti ini setiap kali kita mendapatkan bukti dari gerak-gerik mereka yang patut dicurigai. Taeng dan Sica tentu sudah mempersiapkan semuanya. Aku tidak tahu siapa pemilik mobil itu tapi aku akan mencoba menyelidikinya.” Gadis itu menepuk lengan Tiffany. Mencoba menenangkan gadis yang kini memijat pelipisnya. Tampak gelisah dalam raut lelahnya.

“Malam ini mereka akan berkeliaran di luar.” Tiffany mengangkat wajahnya dan kembali menatap gadis di hadapannya. Bertanya tanpa suara tentang apa yang tengah dibicarakan. Seolah memahami tatapan Tiffany, gadis itu mengangguk dan meneruskan penjelasannya.

“Keempat orang itu. Hari ini adalah hari dimana mereka biasa melakukan pertemuan.”

“Benarkah?” Tiffany menguluarkan lipatan kertas dalam tasnya dan membaca jadwal keempat member yang dimaksud. “Yoong memiliki schedule sampai tengah malam.”

“Kekasihmu?”

“Dia di dorm. Aku memintanya untuk beristirahat dan tidak pergi kemana-mana seharian ini.” Tiffany menjawab cepat. “Lagipula ada Jessie di sana. Jessie akan melaporkannya padaku jika Taetae sampai pergi tanpa memberitahuku.”

“Dan kau mempercayainya? Mempercayai mereka?” Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan raut tak terbaca.

“Apa aku memiliki pilihan?” Tiffany bertanya balik dengan intonasi tenang.

“Kau tidak bodoh, Tiffany. Kenapa tidak kita hentikan semua ini dan langsung bertanya padanya? Sampai kapan kau –kita- bermain dengan cara ini?”

“Sampai Taetae –mereka- mengatakan yang sebenarnya pada kita. Kau tahu jika aku tidak menyukai apapun rahasia yang terjadi di antara kita dan voila! Satu tahun terakhir aku seolah tak tahu apa-apa.”

“Aku tahu masih ada luka membekas karena kebohongan mereka tapi kuharap kau berhenti untuk mengungkit hal itu. Membuat kekasihmu terus merasa bersalah hanya akan membuat hubungan kalian berantakan. Dan.. Ya! Apa kau masih menyimpan nomor kontak dari Aira?” Pertanyaan yang berbelok dari pembahasan sebelumnya kembali membuat Tiffany menatap manitonya dengan pandangan tak mengerti.

“Jangan menatapku seperti itu. Kali ini aku benar-benar berada di pihakmu, Tiffany. Aku mengenal Aira dan kuharap kau dapat menghubunginya untuk menanyakan beberapa hal padanya.”

“Apa maksudmu huh?” Tiffany membelalakkan mata tak percaya. “Kau mengenalnya?”

“Ya, aku mengenalnya. Lebih tepat jika kukatakan bahwa aku mengenalnya melalui Jessica.”

“Jadi, Aira dan Jessie…” Tiffany tampak bingung memilih kata-kata.

“Aku tidak tahu apa hubungan keduanya tapi kupastikan keduanya sudah saling mengenal sejak beberapa tahun silam.”

***

 

“Taeyeonie~ Wakey~ Wakey~” Guncangan di tubuhnya membuat Taeyeon menarik selimut dan semakin membenamkan wajahnya pada bantal.

“Taetae~ Waktunya makan malam.” Tak menyerah, guncangan semakin terasa dan membuat Taeyeon mengerang.

“Ya! Kau sudah tertidur begitu lama. Kuhitung sampai tiga. Jika kau tak juga bangun, aku akan mencium-”

Sikero.” Taeyeon mendengus dengan mata menyipit. Dia membuka selimutnya dan menatap sebal pada satu wajah yang tersenyum lebar padanya.

Annyeong, Taetae.” Gadis itu melambaikan tangannya dan menunduk untuk mencium pipi Taeyeon. “Aku merindukanmu…” Tak hanya sekali, dia berusaha mencium wajah Taeyeon berkali-kali.

Hajima~” Taeyeon mengerang dan berusaha menjauhkan kepalanya. Kedua tangannya berusaha menahan wajah gadis itu untuk berhenti dan melepaskan serangannya.

“Tidak ingin mendapat ciuman dariku?” Gadis itu menyedekapkan tangannya dengan wajah cemberut.

“Aku mau Miyoungie, bukan kau, Yul.”

“Isshhh.. Menyebalkan!” Yuri beranjak dari tempatnya dan melangkah keluar dari kamar Tiffany. Namun dengan cepat Taeyeon menangkap pergelangan tangannya dan membuat Yuri membalikkan tubuhnya.

“Gendong aku.” Taeyeon menggoyangkan tangan Yuri dengan gestur kekanakan.

“Aku tidak mau! Panggil saja Miyoungiemu itu.” Yuri menggeleng cepat dengan raut tak setuju.

“Yuri Unnie, ayo gendong aku.” Taeyeon tak melepaskan genggamannya dan kembali meminta dengan aegyonya.

“Isshhh..” Tak sampai hati menolak permintaan Taeyeon membuat Yuri kembali duduk di tepi tempat tidur dengan punggung menghadap Taeyeon.

Assa!!” Taeyeon merangkak mendekati Yuri. Tangannya dengan cepat menyambar tablet dan ponselnya lalu memeluk leher Yuri.

“Go! Go! Go!” Dia berteriak senang dengan kepala yang menyandar di bahu Yuri.

Yuri hanya dapat menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar dari kamar.

“Apa Fany sudah pulang?” tanyanya pada Yuri.

“Dia sedang menyiapkan makan malam dengan yang lain.” Yuri mengusap kepala Taeyeon dengan satu tangan. “Kau ingin aku menurunkanmu dimana?”

“Ruang tengah.” Taeyeon menjawab cepat dengan tangan yang menunjuk pada ruang tengah dorm mereka.

“Baik-baik di sini dan jangan tertidur lagi.” Pesan Yuri sebelum kembali berdiri dan meninggalkannya sendiri.

“Kau mau kemana?” Taeyeon menengadahkan kepalanya mencari mata Yuri.

“Menyiapkan dessert.” Yuri menjawab pendek.

“Aku akan membantumu.” Taeyeon menaruh gadgetnya di meja dan bersiap mengikuti langkah Yuri.

“Tak perlu. Sudah ada Sica, Fany, Sunny dan Hyunnie di sana. Keberadaanmu hanya akan memenuhi pantry. Tetap di sini dan mainkan gamemu. Aku akan memanggilmu jika makanan sudah siap.” Yuri menepuk kepala Taeyeon dan berjalan meninggalkan ruang tengah.

 

***

Taeyeon POV

“Taetae.”

Aku menoleh dan mendapati Tiffany tengah menatapku dengan pandangan khawatir.

“Ya?”

“Kau melamun, Sayang.” Tiffany mengulurkan tangannya untuk mengusap pipiku. “Lihat! Kau hanya memainkan makananmu sejak tadi.” Dia menunjuk piring makanku yang tampak berantakan. Aku bahkan tidak menyadari apa yang kulakukan sejak tadi.

“Buka mulutmu.” Tiffany menyodorkan sendoknya untuk menyuapiku.

Aku menuruti permintaannya. Kubuka mulutku dan membiarkannya menyuapiku. Tersenyum kecil saat mata keempat memberku yang lain tengah menatapku. Perlahan aku mengunyah makanan dalam mulutku dengan tatapan yang tak lepas dari kekasihku. Memperhatikan dalam diam segala bentuk pergerakan yang dia lakukan. Bagaimana dia berbicara, bagaimana dia menggerakkan anggota tubuhnya, bagaimana sorot matanya begitu terbuka mengekspresikan setiap kata-katanya. Ya, ada begitu banyak hal dalam dirinya yang membuatku yakin, aku tidak pernah salah mencintainya.

Aku ingin menggambarkan seperti apa cinta yang selama ini kuperuntukkan padanya. Seperti apa cintanya sudah membuatku membuka mata dengan rasa bahagia. Aku mencintainya dengan cara yang tak dapat kuceritakan dengan kata-kata. Perasaan ini begitu nyata, bahkan di saat aku menganggapnya tidak pernah ada. Aku hanya ingin melihatnya tetap tersenyum. Tertawa bahagia tanpa ada sedikitpun luka dalam tatapnya. Tapi aku tahu, aku tidak akan pernah bisa melakukannya. Aku sudah membuatnya terluka. Ya, tanpa kusadari. Bahkan menyesalinya tidak akan pernah membuatku lupa seperti apa telah aku membuat airmata membasahi wajahnya.

Aku tidak pernah menginginkan hal buruk terjadi padanya. Aku ingin terus mencintainya sepanjang aku dapat melakukannya. Selama aku masih dapat membuka mata dan tersenyum padanya. Aku ingin menunjukkan padanya bahwa dia berharga. Begitu berharga bahkan jika harus kubandingkan dengan hidupku, aku bukanlah apa-apa. Aku bukan siapa-siapa. Setidaknya jika tanpanya.

Jika sebuah kata cinta tidak cukup untuk menghilangkan rasa bersalah yang terlanjur kuukir dengan sempurna untuknya, sebisa mungkin aku akan terus membuatnya bahagia. Tidak untuk melihatnya menangis karena semua keputusan yang kubuat tanpa pertimbangannya. Meski aku tahu, semua itu tak semudah yang kubayangkan, aku ingin dia bahagia. Dengan atau tanpaku. Bahkan melepasnya, jika memang dia meminta, akan kulakukan untuknya. Walau harus kuakui, aku tak lagi sempurna jika tanpanya. Aku akan melakukan apa pun untuk membuatnya bahagia. Apapun yang dapat membuat senyum terukir di wajahnya.

“Taetae, kau melamun lagi.” Genggaman lembut di tanganku membuatku tersadar.

“Benar kau baik-baik saja?” Dia menangkupkan telapak tangannya di wajahku. Menatapku dengan penuh perhatian. Perlahan bergerak menyentuh dahiku untuk mengecek suhu tubuhku.

Aku tertawa sambil meraih telapak tangan kekasihku. Mengecup punggung tangannya.

“Kurasa ini terjadi karena aku terlalu lama tertidur.” Lewat ekor mataku, aku dapat menangkap tatapan Sunny dan Sica yang mempertanyakan hal yang sama.

“Benarkah?”

Aku mengangguk.

“Bukankah aku juga seperti ini selama beberapa waktu setelah siuman dalam peristiwa tahun lalu?”

Babo.. Tidak seharusnya aku mengungkit peristiwa tahun lalu di saat seperti ini. Kulihat raut wajah Tiffany berubah begitu cepat dan aku tahu ini bukanlah pertanda baik.

“Aku baik-baik saja, Fany-ah.” Aku mengangkat piring kotorku yang masih tersisa setengah dan berjalan menuju tempat pencucian piring. Nafsu makanku benar-benar hilang tak berbekas.

“Taruh saja di situ, Taeng. Biar nanti aku yang membereskan.” Kudengar suara Yuri sebelum aku sempat membereskan piringku. Membuatku menyeringai kecil dan menjawab permintaan itu dengan intonasi riang.

Gomawo, Blacky Unnie.” Aku kembali bergabung di ruang makan dengan langkah riang. Tertawa saat melihat Yuri mengacungkan kepalan tangannya padaku.

“Aku mau keluar sebentar. Kurasa aku butuh udara segar agar tidak terus larut dalam rasa kantuk.” Aku mendekati Tiffany dan mencium pipinya. “Aku pergi dulu.”

“Mau kutemani?” Dia menahan langkahku dengan menggenggam pergelangan tanganku erat-erat. Aku tahu, apa yang dia ketahui menjadi alasan yang membuatnya bersikap seperti ini. Namun aku tak ingin mengiyakan permintaannya.

“Beristirahatlah. Tentu kau lelah setelah seharian sibuk dengan pekerjaanmu.” Ucapku sambil mengusap lembut kepalanya.

“Tapi-”

“Aku tidak lama. Aku akan segera kembali bahkan sebelum kau menyadari bahwa aku sempat pergi.”

“Aku bahkan sudah menyadari kau telah pergi di saat kau masih berada di hadapanku, Taetae.” Ucapnya dengan bibir mengerucut. Meski dia berusaha bersikap kekanakan, aku tahu ada begitu banyak makna tersirat dalam ucapannya kali ini.

“Unnie, bukankah malam ini kau memintaku dan Sunny Unnie menginap di dorm karena ingin menonton film bersama kami?” Suara Seohyun membuatku tersenyum.

“Told ya..” Aku tersenyum manis pada kekasihku. “Aku tak akan lama. Aku janji.”

Aku menunduk mencium puncak kepalanya lalu berjalan menuju ruang tengah untuk mengambil gadget dan kunci mobil. Dengan segera aku memakai coat dan keluar dari dorm. Bergegas menuju pelataran parkir dan masuk ke dalam mobilku. Jemariku dengan cepat menekan sebuah angka dan menunggu hingga sebuah suara menyapa di seberang sana.

“Yoong-ah, kau dimana?”

 

***

Author POV

“Tell me your wish.” Yoona menyedekapkan tangannya dan bersandar pada dinding di belakangnya. Menatap Taeyeon yang berdiri beberapa langkah di hadapannya, dengan gestur yang serupa dengannya.

“Bermalamlah di dorm selama kau berada dalam proses filming dramamu itu.” Yoona mengerutkan dahinya mendengar permintaan Taeyeon.

“Apa kau lupa jika kita sudah bertukar manito? Aku sudah melakukan tugasku dengan menjaga Sica Unnie di saat kalian semua tidak ada. Begitu pula yang Sica Unnie lakukan padaku. Aku bukan lagi tanggung jawabmu. Seharusnya kau katakan itu pada Sunny Unnie. Kau bertanggung jawab penuh padanya dan vice versa.” Yoona berucap tenang meski dia tahu apa yang dia katakan akan memancing perlawanan dari sosok di depannya.

“Aku sudah mengatakan hal itu padanya. Memintanya tinggal di dorm setidaknya sampai-”

“Jika kau lakukan itu hanya karena tinggal aku dan Sunny Unnie yang menjadi sasaran mereka, seharusnya-”

“Setidaknya dengan cara itu aku dapat tertidur tenang, Yoong.” Taeyeon memotong dengan intonasi tak kalah tenang. Mencoba tidak terpancing dengan bola yang Yoona lemparkan.

“Menyebalkan saat kau tertidur selama berjam-jam namun terbangun dalam keadaan kelelahan, Yoong.” Ucap Taeyeon dengan tetap menatap mata Yoona. “Aku tidak akan membebani Sica dengan memintanya kembali karena aku tahu untuk sementara dia akan terbebas dari ancaman ini. Tapi tidak dengan kalian. Setelah Sica dan aku, kita tidak tahu siapa yang akan diserangnya lebih dulu.”

“Kita hanya tinggal memecahkan pesan yang mereka tinggalkan untuk mengetahuinya, Unnie.”

“Apa kau bilang? Hanya?” Taeyeon menaikkan sebelah alisnya. “Kau tahu dengan pasti bahwa empat pesan terakhir yang mereka tinggalkan di pelabuhan, di Jakarta, di dalam mini disc bahkan dalam tablet yang baru kita dapatkan adalah sama. Viva La Vida. Tidak ada yang lain Yoong. Kita tidak mendapat apa-apa.”

Yoona menghela napas panjang. Membenarkan apa yang Taeyeon katakan. Saat ini mereka tidak memiliki petunjuk apa-apa dan apa yang Taeyeon katakan sangatlah masuk akal.

“Kau harus tetap hidup, Yoong. Setidaknya sampai kita tahu bahwa kali ini kita tidak kalah.”

Yoona mengangkat wajahnya mendengar apa yang Taeyeon katakan. Tersenyum mengerti diikuti dengan sebuah anggukan pasti yang membuat Taeyeon membalikkan tubuhnya untuk kembali menemui Tiffany.

***

Yoona berjalan menuruni tangga gedung fakultasnya. Bebas melangkah dalam keremangan suasana yang telah sepi. Dia menyempatkan untuk datang dan sengaja memilih waktu yang cukup tenang untuk menghindari sorot perhatian. Setelah beberapa saat menghabiskan waktu dengan beberapa pengajarnya, dia memilih untuk segera kembali ke dorm seperti apa yang dia janjikan pada Taeyeon beberapa malam sebelumnya.

Langit sudah gelap saat dia melangkah menjauhi gedung fakultasnya. Dengan telinga yang tersumbat earphone, bibirnya bergerak mengikuti irama lagu yang tengah terdengar. Melangkah ringan dan tak menyadari beberapa pasang mata tengah memperhatikannya dengan begitu intens.

Dia tersenyum saat melihat mobilnya yang terparkir di seberang jalan. Mengangkat tangannya yang tengah menggenggam kunci dan menekan satu tombol untuk membuka kunci mobil. Masih dengan langkah tenang, Yoona berjalan mendekati mobilnya. Menyebrangi jalanan yang cukup lebar yang membatasi gedung fakultas dan pelataran parkir. Sedikitpun tak menyadari sebuah mobil telah bersiap pada posisinya. Melaju kencang saat Yoona mulai melintas masuk menyeberangi jalan.

Tak pernah sedikitpun terlintas di kepala Yoona bahwa malam ini akan menjadi hari keberuntungan untuk mereka. Tanpa perlawanan, mobil itu bergerak semakin dekat dan siap menghabisinya. Hingga akhirnya dia berada merasakan sesuatu menabraknya. Membuat tubuhnya berguling di atas aspal yang keras tanpa sempat mengerang.

Yoona memicingkan mata saat merasakan tubuhnya berhenti berguling. Berusaha melihat mobil yang baru saja menerjangnya. Namun tak lama dia kembali memejamkan matanya rapat-rapat saat merasakan pening yang sangat. Di saat bersamaan dia merasakan sesuatu mengunci tubuhnya dan membuatnya tak dapat bergerak. Sesuatu menindihnya. Sesak. Membuat napasnya terengah berat.

“Yoong-ah, gwenchana?” Hela napas berat dan suara lembut itu membuat Yoona membuka mata.

Babo Yoong.. Sudah berapa kali kukatakan, jangan menutup telingamu dengan earphone saat menyebrang jalan. Beginilah akibatnya jika kau tidak mendengarkanku.” Gadis itu tersenyum tipis menatapnya. Jemarinya bergerak perlahan mengusap wajah Yoona yang berada di bawahnya.

Yoona terpaku pada tempatnya. Tak dapat berucap apa-apa hingga akhirnya sesuatu yang hangat jatuh di dahinya. Membuat Yoona mengusapnya cepat. Matanya membuka lebar saat dilihat ujung jarinya memerah. Darah.

“Yoong-ah, gwenchana?” Gadis itu kembali menanyakan pertanyaan yang sama pada Yoona. Wajahnya tampak cemas melihat wajah Yoona yang memucat menatapnya.

Ragu, Yoona mengulurkan tangannya menyentuh wajah di hadapannya. Jemarinya menyibak rambut yang menutupi wajah itu. Merah. Cairan hangat itu mengalir dari balik rambut panjangnya. Menyadari itu sontak Yoona bangkit dari posisi berbaringnya.

“K-kau.. K-kau terluka..” Ucapnya terbata. Dengan gerakan protektif dia merangkul gadis itu dengan tangan kirinya. Sedang tangan kanannya bergerak cepat menelusup di balik kantong coat-nya. Mencari ponselnya. Jemarinya mengetik sederet angka yang sudah dihapalnya di luar kepala.

“Segera kirimkan ambulans!” Ucapnya tergesa sambil menyebutkan dimana tepatnya mereka berada. “Palli!!”

“Yoong~ gwenchana?” Suara itu kembali mengambil alih perhatian Yoona. Yoona hanya mengatupkan rapat bibirnya. Tak mengeluarkan sepatah kata.

“Yoong~”

Sikero!” Dia setengah membentak. Kembali menatap ponselnya dan menekan satu angka. Menunggu sambungan itu terjawab dengan gestur tidak sabar.

“Mobil hitam yang setipe dengan mobilmu nyaris mencelakakanku malam ini. Aku tidak melihat nomor kendaraannya. Aku baik-baik saja, tapi..” Dia menghela napas panjang menghentikan informasinya pada seseorang di seberang sana. Dia berpaling menatap gadis yang kini bersandar lemas dalam rangkulannya.

“Hyunnie terluka. Kepalanya mengeluarkan banyak darah. Eothokke, Unnie?” Dia dapat merasakan tubuh di sebelahnya memeluk pinggangnya. Berusaha menenangkan dalam pelukan lemahnya.

Arraseo.” Yoona mematikan sambungan teleponnya setelah beberapa saat dan mengalihkan fokus perhatiannya. Menatap mata gadis yang kini memejamkan mata dalam rangkulannya.

“Bertahanlah.” Ucapnya di sela isaknya. Dia memeluk erat tubuh Seohyun. “Kau harus bertahan. Sebentar lagi ambulans datang.”

Uljima.” Seohyun bersuara lirih. Dia berusaha mengangkat tangannya untuk menghapus airmata di wajah Yoona namun tak berhasil. Tubuhnya terlalu lemah. Melihat itu Yoona mengusap cepat airmata yang membasahi wajahnya. Dia harus kuat.

“Jangan memelukku seperti ini. Pakaianmu akan kotor terkena darahku, Yoong. Bukankah ini pakaian kesayanganmu?” Seohyun berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Yoona. Namun yang terjadi Yoona justru semakin mengeratkan pelukannya.

Babo.. Apa yang kau katakan huh?” Yoona menyeka darah di wajah Seohyun dengan ujung lengan bajunya. Matanya mengelilingi sekitar. Sepi. Tempat ini benar-benar seperti tak berpenghuni. Tak ada seorang pun yang dapat dimintai pertolongan.

“Yoong~”

“Jangan bicara.” Yoona kembali memintanya diam. “Babo.. Kenapa kau mendorongku?! Kenapa kau menyelamatkanku?! Kau jadi terluka karenaku. Dimana pikiranmu?! Kenapa kau begitu bodoh?!” Kekhawatiran yang memuncak membuat Yoona lepas kendali. Dia malah memarahi gadis yang sudah menyelamatkan hidupnya.

“Aku tidak ingin kau terluka, Unnie.” Ucap Seohyun sambil menarik napas. Berat.

“Tapi sekarang kau yang terluka!” Yoona kembali membentaknya. Kembali menangis di hadapan ‘mantan kekasih’nya. “Untuk apa kau menyelamatkanku?! Aku bukan lagi siapa-siapamu!”

Seohyun tersenyum tipis. Miris.

“Inikah yang kau inginkan, Unnie? Membuangku jauh-jauh dari hidupmu? Jika memang itu yang kau inginkan, kenapa tadi kau memanggilkan ambulans untukku? Kau bisa membiarkanku sendiri di sini. Jika sampai besok pagi tak ada yang menemukanku, kurasa Tuhan akan mengabulkan permintaanmu. Kau tak perlu lagi melihatku.”

Yoona menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Mimpinya beberapa waktu lalu menjadi kenyataan. Sebuah kecelakaan. Seohyun yang terbaring dalam rangkulan tangan. Darah yang menggenang. Juga ucapan selamat tinggal. Yoona tidak menginginkan hal terakhir menjadi kenyataan.

“Bodoh! Apa yang kau bicarakan?! Apa kau mau mati?!” Yoona merasakan tubuhnya gemetar. Ya, dia ketakutan.

Babo, Yoong.. Aku mencintaimu. Tidak cukupkah itu menjadi alasan bagiku melakukan hal ini untukmu? Aku tidak mungkin membiarkanmu tertabrak mobil itu. Kau akan terluka jika aku sampai membiarkannya,” jawabnya dengan suara semakin lemah. Dengan kesadaran yang semakin menipis yang bahkan mungkin dia sendiri tidak menyadari apa yang baru saja dia katakan.

Mianhae, Unnie. Seharusnya aku tidak mengatakan itu padamu. Kau pasti akan kembali membenciku. Tapi biarlah, setidaknya aku masih memiliki kesempatan untuk mengatakannya langsung padamu.”

Yoona menggigit bibir bawahnya. Sesuatu menekannya kuat. Membuatnya sulit bernapas.

“Bodoh! Lain kali jangan lakukan hal ini lagi. Jangan, Hyunnie. Jangan jika untukku.”

“Apa kau benar-benar tidak menginginkanku, Yoong? Apa kau benar-benar sudah tidak mencintaiku?” Airmata Yoona semakin deras mendengar pertanyaan itu. Dia menangis sesenggukan dengan tetap memeluk tubuh Seohyun. Ketakutan yang selama ini begitu keras dia abaikan kini terumbar dengan begitu jelas. Tanpa pertahanan.

“Aku tidak akan memaksamu menjawab pertanyaanku, Unnie.” Meski lemah, kali ini Seohyun berhasil mengangkat tangannya. Jemarinya bergerak mengusap airmata Yoona.

“Bahkan saat menangis pun kau tampak cantik di mataku.” Seohyun tersenyum pada Yoona. “Meski begitu aku sangat tidak suka melihatmu menangis.” Seohyun terbatuk karena dadanya merasakan sesak yang menekan. Yoona dengan cepat mengusap dadanya dan berusaha menenangkannya.

“Kau harus kuat. Kau pasti akan baik-baik saja. Ingat, kau akan memulai pertunjukkan musicalmu. Kau harus mewujudkan itu, Hyunnie. Aku ingin melihat pertunjukkanmu karena itu kau harus bertahan. Kumohon…” Yoona menunduk mencium dahi Seohyun. Rasa takut telah mengalahkan logikanya. Dia benar-benar takut kehilangan gadis yang kini dia dekap begitu erat. Gadis yang telah menutup matanya dengan wajah pucat.

Tak sadarkan diri.

“Kumohon.. Bertahanlah untukku. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Seo Joohyun.”

***

TBC

 

P.S.

Sorry, its too late.. hehehe

Sorry for typo.. Gue cuma ngedit ini sekali soalnya..

Happy holiday!!

Selamat menikmati!!!

Sampai jumpa!!!

Peace, Love, and… Kewl!!! ^^

103 Comments (+add yours?)

  1. satriani
    Mar 30, 2014 @ 10:14:24

    Tinggalin jejak dulu 😀

    Reply

    • satriani
      Mar 30, 2014 @ 10:57:15

      annyeong…

      DAMN!!! Ternyata The Hunter bener-bener menjalankan rencananya,yaitu mencelakai Yoong. Dan sialnya,malah Seo yg kena gara” nyelamatin Yoona.
      Jessica sudah lama kenal dengan Aira? 0.o apa mungkin Jessica juga sempat bertemu dengan Aira saat konser di Jakarta itu?
      Keliatan banget yah pas Pembicaraan 2Ny,Ppany disini kaya mancing-mancing reaksi Sunny banget.

      Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 09:59:10

      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

  2. -santique-
    Mar 30, 2014 @ 10:23:23

    di save dlu ya. .

    Reply

  3. @4051_taenggooo
    Mar 30, 2014 @ 11:18:14

    Cool…. apa pany tau klo nyawa taetaenya tinggal bentar lagi…..
    Yoonhyun jangg!!!!

    Reply

  4. FelSONE (Loyalist)
    Mar 30, 2014 @ 11:35:59

    Ya allah knp TBc’a di stu si..
    Smga hyunnie baik” ajja,, yoong tgl blang nado ajj susah bner lo.

    Reply

  5. Alya
    Mar 30, 2014 @ 13:15:16

    Yahh kok TBC sih kak aish itu kn lg seru2annya, dn aku kurang ngerti sma chap ini typo nya bikin puyeng, hehe tapi aku suka lanjut lg ya ka 😀

    Reply

  6. taengoolapazta
    Mar 30, 2014 @ 13:18:03

    Aduhhh part akhir kok gitu banget. T_T
    the hunter bener-bener deh. sekalipun yoong selamat, tapi itu kan malah seo yang kena? dan kenapa juga ada seo disitu? sengaja mengikuti ataukah yang lain?

    jessica kenal aira mungkin pas konser di jakarta itu atau pas dia dulu jadi model di bali. tapi kemungkinan yang paling kuat itu pas konser itu sih. terus tersentuh deh pas partnya taeng pov. intinya, dengan atau tanpa dirinya, dia pengen tiffany tetep bahagia, hmm.. so sweet.
    oiya, setuju tuh ama yang komen paling atas.. tiffany sang pemancing. untungnya sunny ga mau dipancing. hehehe 😀
    NICE kakak!

    Reply

  7. idom09
    Mar 30, 2014 @ 13:45:22

    ya ampun hyuni….trnyata kmu msh cnta yoong…smpe rela ngorbanin ngawanya…smoga dy gapapa…. tp knpa cma ada mreka brdua dstu???

    Reply

  8. with SOSHI forever (@_djsone)
    Mar 30, 2014 @ 13:56:22

    save dolo ya 😀

    Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 10:03:00

      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

      • Little Taenggu (@_djsone)
        Apr 15, 2014 @ 11:31:40

        eeyyy..pany diam2 bermain(?) dibelakang taeng tapi itu hasil cek up palsu kan ya…pinter bgt taeng sekongkol sama dokternya…trus yg siapa yg berperan sbg the hunter ?? kenapa yoong yg jadi target mreka selanjutnya ?? trus knpa seohyun bisa ditmpat yg sama dgn yoong ?? banyak nanya liat di chap selanjutnya aja deh 😀
        oya kak sorry ya baru komen skarang coz buat ngedapetin feel baca ff tu butuh beberapa hari sejak kejadian ‘itu’ maklumlah aku termasuk org yg kena butthurt 😀

  9. taeblue
    Mar 30, 2014 @ 14:57:15

    apa fany tau kalo taeyeon harus operasi habis liat hasil check up

    sama” tau punya rahasia masing” & sama” bermain peran juga, kapan lepas topengnya..

    nyesek baca yg terakhir

    Reply

  10. Ayutia
    Mar 30, 2014 @ 15:19:22

    Chapter ini dalem bgt, yang pasti makin seru, ga sabar liat perang klo gini yeah /o/

    Reply

  11. Novie
    Mar 30, 2014 @ 15:49:59

    Aaah. . Mengharukan sekali yoonhyun. Pengen nangis. Author knapa lama sekali updatenya. Ini sudah sebulan lebih. Aaah. . Masih kependekan crtanya author, pdhal aku msh kangen sama taenggoo onnie. .
    Tapi gomawo sudah update. Smga cpat updatenya.

    Reply

  12. TS07
    Mar 30, 2014 @ 16:28:37

    Oke ini ckup pnjang, dan mendebarkn. Moment yoonhyun :-).Lnjut lh, ka..

    Reply

  13. gorjes spazer
    Mar 30, 2014 @ 17:43:44

    kasiam hyunie…n akhirx yoong ngaku klo msih cinta ma seo wlpun d akhir c….lnjut y…

    Reply

  14. DedewKim
    Mar 30, 2014 @ 18:48:54

    41 di save dulu ya kak. Ntaran bacanya, menunggu situasi yg pas aja. Hehe 😀

    Reply

  15. ckyhyun
    Mar 30, 2014 @ 19:05:34

    hyunie!! ya Tuhan rumit bgt kisah duo maknae ini. bhkn disaat2 genting ky gt yoong msh ttp teguh megang pendiriannya untk ga blg kl dia jg sbnrnya masih cnta mati ama hyunie. gue suka gaya loe, yoong.
    trnyta jessie udh knl duluan sm aira. ga ada yg bisa drpcya sm skli. bhkn aira yg notabenenya knalan baru pun trnyta udh terkontaminasi sm tngan pasukan mrka (tengsikyoongsun).

    Reply

  16. Kim Unyu
    Mar 30, 2014 @ 20:34:43

    kirain yoong yg ketabrak.. sampe deg2an bacanya -_-

    Reply

  17. uli_sone
    Mar 30, 2014 @ 20:40:59

    Annyeong unnie aku reader lama tapi baru bisa komen, mianhae ^^v
    Aku udah duga hubungan 2nd maknae itu bakaln keluar disini, waktu nama si cwo itu disebut aku langsung patah hati, karna cwoku diambil yoong# ck curhat gue.
    Soo dan jess mungkin akan keluar juga# plak, sok tau. Tapi seenggaknya aku masih bisa baca ada adegan yoonhyun walaupun itu dramatis atau bisa dibilang tragis.
    Over all aku suka dengan cerita ini, update soon unnie ^^

    Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 10:11:14

      ahahahaha selamat yaaa.. akhirnya bisa komen..hehe
      hahahaha mantan gue itu lakinya Yoong.. wakakak
      soo sama jess ngapain?
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

  18. SicaBaby
    Mar 30, 2014 @ 21:01:34

    deg-deg’an pas bagian yoonhyun O,O untung hyunnie cpet2 nolong yoong… tpi skrng hyunnie yg kyk gtu..mudah2an gk apa2 O:-)

    Reply

  19. jetiyoonhyunsic
    Mar 30, 2014 @ 21:31:34

    sedih thor, aku nyesek baca part yoonhyun

    Reply

  20. mumsmed
    Mar 31, 2014 @ 00:17:17

    nambah lagi nih masalah..hiduphidup~,bertahanlah seo ,sunny ada sesuatu deh..kak, hyo kemana ya? kangen nih hehe lama gak muncul di sini..
    sesuatu yang besar menenti dan akan terjadi dikemudian hari..
    yah moga2 mereka baek2 ajah,dan masalah ini cepet selesai
    thanks udah apdet kak
    🙂
    dadah

    Reply

  21. LiaTaegangster
    Mar 31, 2014 @ 01:23:21

    Waahhh… The Hunter beneran nyerang yoong tapi sayangnya malah hyunie yg jadi korban.
    Di part ini makin banyak yg nongol deb kayanya.
    Nah motor yg yoong tembak itu yuri yahh ??

    Reply

  22. KimStevan
    Mar 31, 2014 @ 03:06:58

    astaga… gue penasaran kak …. maniyo fany siapa… sunny berhianat nih ceritanya? terus kejutan siapa kira2…. sumpah penasaran banget , moment taeyein yuri bikin gue ngakak kak XD so ghei … wkwkkwk , yoonhyun bikin gue miris… haah sedih gue jadinya DX , lanjut yo kak moga chapter berikutnya gak lama updatenya XD

    Reply

  23. MelFany
    Mar 31, 2014 @ 03:26:56

    Wadoohh.. Tragis yaa yoonhyun..
    Sepertinya TaeNy sdg bermain rahasia umum yaa xD
    Ditunggu kelanjutannya unn
    Fighting (ง’̀⌣’́)ง

    Reply

  24. childchoding
    Mar 31, 2014 @ 10:11:57

    aduh smoga hyunnie bae2 jja….yoongvlubsusah bgt bilang nado doang ma hyunnie ga kasian apa dy dh rela ngorbanin diri buat lu….tragis ni cinta duo maknae

    sunny berkhianat dr taeng law taeng tau habis lu..tp ky’y sica dh tau deh dr obrolan tlp itu….

    taeny oh taeny ppany dah tau semua rahasia taeng nd the genk jg sebalik’y…tp msh penasaran suapa manito ppany soo kah taw hyo

    mngkn ppany bs bujuk taeng buat operasi stlh liat hsl check up taeng…

    jessie dh kenal lbh dlu ma aira penasaran knl d mna d konser jkrt kh atau di bali secara kta manito ppany mereka dh kenal beberapa taun silam…

    Reply

  25. hana mutia
    Mar 31, 2014 @ 18:05:10

    emmm, jd the hunter ngincer yoong? tp malah d selamatin hyunnie o_O
    maigat! udh mnjalankan aksinya lagi the hunter. kak ais, ini lu ambil scene yoong kecelakaan pas kelar shooting prime minister & i bkan sih?

    gw msh kesel sih, msh bnyak yg mmakai topeng. sunny blg ke panny g ad yg d sembunyikan. tp apa????
    trus mslah aira, sika jauh kenal lbh dlu dr panny? pas pemotretan sika d bali bkan sih???
    lnjut deh kak, penasaran sma aksi the hunter lg nih

    Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 10:24:46

      hahahaha gue gak mikir sebenernya kapan gue ngambil scenenya.. capek kalo ngikutin jadwal mereka jadi suka2 gue aja kapan gue mau pindah2 scene haha
      lets see..
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

  26. iggi
    Mar 31, 2014 @ 19:10:21

    Sempetr ga konsen pas seo yg nnyain yoong gwenchana mulu.

    superrrrrr bkinnn errrrrr bagian yoonhyun… daebak kak aish.. hwaitaeng!!!

    Duilehhh taeng manja banget ma yurii…. hihihihi… unyuu bgttyy

    Reply

  27. Deerice
    Mar 31, 2014 @ 22:44:22

    Ini keren!.. The hunter/ pembuat reancana (apa’pun itu) ‎​Ʋ∂α ikut andil.. *Kak aish pasti tau maksud gue*.. Hahaha

    Menurut gue itu yang jadi korban kegila’an taeng ama yoong si Yul – dan yang ngejemput itu si ‘Kejutan’ – yang juga tlpon’an ama sika.. *SokTauBngetGue

    Itu sunny ngehianatin taeng bukan dalam segi manito’an(?) Kan ya.. Tapi dalam segi membantu fanny untuk mengetahui tentang apa yang sebener’nya terjadi pada kesehatan’y taeng…

    Aira?.. Sika and manito’y fanny (yang ntah manito keberapa) juga mngenal’y?!..
    Jngan bilang klo TH and PR juga kenal dngan aira?!…
    Jngan bilang klo______
    *ahhSudah’lah

    Hyunie gwaenchana?!..
    Gue rasa itu bukan keberuntungan’y Yoong kak aish, tapi malah sebalik’nya… -_-
    Dan kau yoong!.. Kenapa kau tak mengata’kan itu dari tadi?! Mengata’kan bahawa kau tak bisa hidup tanpa hyunie’mu itu saat dia masih sadar?!…

    Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 10:30:39

      hahahaha tebakan lo liat nanti aja bener apa kagak..
      TH ama PR ga kenal Aira.. maybe kenal KAC yg lain..
      hahaha gue ga bilang keberuntungan Yoong.. gue nulis keberuntungan mereka.. mereka aka TH cs..
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

      • Deerice
        Apr 07, 2014 @ 08:43:03

        Hahah,.. Iyeh kak, gue salah baca.. XD Keberuntungan THcs.. XD
        btw, gue msih blum ykin, itu yul atau Soo.. Hahahah..

  28. defy86devampire
    Mar 31, 2014 @ 23:29:47

    tolong selamatkan seobaby.
    taeyeon pov benar2 manis banget. hmm jessica udah kenal aira???

    Reply

  29. elishita6
    Apr 01, 2014 @ 03:41:38

    Dan.. scene terakhir sukses utk membuatku galau.. *poor my loyalist heart T_T
    Annyeonghaseyo Aish ssi.. Maaf br bisa ninggal comment lg..
    Ur story is awesome as usual. 🙂
    Sangat penasaran dg “gimana pada akhirnya klo mreka sudah membuka topeng masing2?”
    I know their bonding will be strong as usual, but, will it be the same?

    Reply

  30. Dylan Saunders
    Apr 01, 2014 @ 10:56:42

    Mmm…lumayan tegang chap ini 😀
    So,jd seo masih cinta sama yoong nih.
    something..

    Reply

  31. dookong
    Apr 01, 2014 @ 14:24:29

    jujur ku gak mudeng awalnya.. Mpe bacanya brulang2 baru mudeng.. Ku gak tau sih knp. Walo di crita ini fokusnya gak ke yoonhyun tp ku dapet banget feelsnya bagian YH. Pdhal klo baca FF khususnya YH lgsg malah biasa aja.. Mungkin krna drama2nya kisah mreka kali ya. Kata2 hyunie mendalem aja klo kataku… Cuma itu TBC gak bisa dipending dulu apa hufft

    Reply

  32. soshi9angels (@Siska_sone24)
    Apr 01, 2014 @ 14:57:00

    Itu siapa yang di ngomong ma Sica di telpon??? Oke gue gak mau maen tebak-tebakan.. Ppany dia tau semua tapi pura2 gak tau.. Taeng jadi dioperasi gak? ppany juga tau itu?.. Yoong pulang ke dorm ya.. kenapa seunggi udah muncul disini? KyungHo kapan? pen liat gina SooSun..

    Reply

  33. rani
    Apr 02, 2014 @ 00:48:05

    Yups akhirnya baru sempat koment,soalnya baca tengah mlam,n ketiduran,jdi lpa coment…
    N chapter ni mlai terkuak semua penghianat n semua uri soshi mempunyai rahasia…n fany kyaknya sdah tahu tntang penyakit tae.n apa fany tahu keterlibatan sunny sma tae,smpai fany mancing2 sunny dgn vice versa.n jga apakah sca sdah mengenal aira ketika sca pemotretan di bali…
    N the hunter kyaknya dendam bngt ma yoontae….
    Pas akhinya bikin gregetan di yoonhyun moment….
    Mdah2 Dgan kejadian ini yoonhyun balikan lgi….
    N ditunggu kelanjutannya aish… n semangat…
    N terimakasih,pikir chapter 41 ni di protec,tpi alhamdullilah gk..

    Reply

  34. yoongTaengGorjess
    Apr 02, 2014 @ 11:43:13

    woaa, yoong spt m’alami de javu za…
    tp msh heran and lum nyambung nih. kan biasany klo mnentukan sasaran it the hunter slalu ngasi teka-teki tu, dan slalu ad wkt ‘n tmpat eksekusiny. trus knp yg yoong jd sasaran kali ni ga gitu za…
    hmmm, mgkn musti baca pelan-pelan pelan lg nih…
    Jjang, kaka’!!
    Lanjutkan ^^v

    Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 10:43:22

      hahahaha authornya lg males bikin teka-teki jadi dibuat mudah aja.. sejak awal viva la vida emang udah nunjuk ke 3 orang.. lengkapnya akan djelasin di chap 42..
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

  35. jinyeonnie
    Apr 02, 2014 @ 12:04:46

    save….

    Reply

  36. cloudy
    Apr 02, 2014 @ 12:11:02

    yaa!!!!! as usual, pas greget malah tbc 😦
    gegara kudet beberapa hari main nodong ke kak aish gak taunya udah update hahaha…. sorry kak!
    oh, sica juga ngecek hasil ceck upnya taetae? hasilnya gimana itu???
    wiihhiiii.,,,yoong jjang! penembak jitu tapi itu nembak unninya sendiri, jebal…. kekeke….
    youngie & sunny gwaenchana? gak ada moment real mereka disini -_-
    ok, aira muncul lagi di chapter selanjutnya kah? eh? dia kenal sama jessie??
    wuuuuhhuuu… mau perang terbuka, ajib viva la vida lagi!
    tetiba aja kebawa mellow pas baca yang tae pov! aiissshhhh….. jangan sampe sesuatu yang buruk nimpa dia lagi 😦 cukup di RA *tapi aku sanksi dia bakal baik2 aja* ucapannya buat pany…..
    ya ya ya…. gak ada rahasia diantara para member, yang terjadi justru sebaliknya, saling ngekhianatin satu sama lain daebak!
    seunggi masuk juga….. tapi yoong gak cinta kan ya??? aduh! salah sasaran, malah maknae yang kena!
    tq jadinya gak pake nc, kak….. 42 ditunggu ya, soon kekeke

    Reply

    • navy99blue
      Apr 03, 2014 @ 10:45:06

      hahahaha sebenernya yg pada ngepoin hasil checkupan ya dapet apa yang mrk mau sih..
      next chap mungkin..
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

      • cloudy
        Apr 15, 2014 @ 01:52:39

        okeh ditunggu di chapter selanjutnya…..
        inga inga jangan masukin prince thailand kesini! 😉
        next chapter pake ence ya? yang gampang ya, kak… udah penasaran sama duo maknae, aira dkk
        soon ya kak…. 42 soon…ditunggu hehe
        awas jangan masukin prince #maksamodeon

  37. initial_D
    Apr 02, 2014 @ 23:09:34

    The hunter mulai menampakkan diri utk perang terbuka…meski masih gak jelas mereka siapa…
    Makin rumit ne…itu gadis siapa lagi coba yg ngobrol sama sica??sica berkhianat…??

    Dn scene trakhir…Seo ngapain di situ??dia mata-matain Yoong?dia kah manito nya Fany??
    Bnyk nanyak gw,tp gak pernah mikir…
    Hahahahhahaha

    Reply

  38. Irma yoonaddict
    Apr 03, 2014 @ 14:02:56

    Ayo seo adar kembali rebut kembali yoona dari tangan seunggi,,,sunny ga kepancing ama pertayaan’a panny

    Reply

  39. dhika
    Apr 03, 2014 @ 14:30:01

    Ayo Yo. Sosi pada main kucing kucingan. Ga ad yang tau seberapa parah tae sebenarnya? Itu hasil cek up ga mencantumkan keadaan tae yang bnernya semoga. Perang terbuka berati tambah bahaya. Taetae yang kuat tambah pinter dan makin cerdik yaAa juhyun gwenchana?

    Reply

  40. Dodo
    Apr 08, 2014 @ 07:51:12

    Wah….lanjutan cerita kesukaan ku…keluar (∩_∩)

    Kamu memasukan cerita nyata ke dlm cerita kamu walaupun hny dikit,kamu masukan seunggi ke dlm cerita ini (∩_∩) ,klo muncul kyungho pasti tambah nyata lage (∩_∩)

    Walaupun selama ini taeyeon tak pernah mau membicarakan tentang keadaan kesehatan nya sendiri pd pany,pany tetap punya cara sendiri utk mengetahui semua tentang taeyeon (∩_∩)

    Skr the hunter udah mulai beraksi,sasaran nya ke yoona,tp yg kena malah seohyun,itu tanda nya seohyun blm bisa melupain yoona,sekeras apa pun dia berusaha,dlm hati nya tetap ada yoona,moga seohyun gak apa2,klo tdk ini akan membuat yoona menyesal selama nya

    Cerita ini makin seru…sapa gadis yg ngobrol ama jessica ? Member nya sendiri ?

    Akuuuuu suka dan makin suka ama cerita kamuuuuuu (∩_∩)
    (ง’̀⌣’́)ง ⓢⓔⓜⓐⓝⓖⓐⓣ
    (งˆ▽ˆ)ง hwaiting terus ya

    Reply

    • navy99blue
      Apr 12, 2014 @ 15:05:50

      hahaha gak semua kok.. yang kira2 penting aja.. Liat aja nanti kejadian real apa yg masuk sini.. Bisa gila gue kalo semua kejadian real masuk kemari haha
      Pani kepohhh.. haha
      ohhhhh tidak bisaaa… first love is so deep.. hehe
      yap!
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

  41. FF2207
    Apr 10, 2014 @ 22:11:03

    akhirnya bisa komen qaqaaa hahaha
    gue lupa pw wepe gue kemareen

    gue ga nemu typo deh *tepuk tangan*

    Yoooong :3

    Reply

    • navy99blue
      Apr 12, 2014 @ 15:07:30

      emangnya lo ada wepe? sejak kapan lo ada wepe? Gue taunya adanya blog hahaha
      Gue kira lo ngilang gegara asep haha
      *ikut teppuk tangan*
      Dih.. yoong-nya doang yg dikasi kecup.. Buat gue apa?
      Terima kasih sudah mampir 🙂

      Reply

  42. Deerice
    Apr 12, 2014 @ 14:02:48

    Kak aish, ada yg janggal dngan ini » “Aku adalah manito Kim Taeyeon. Kim Taeyeon adalah manito Jung Sooyeon. Lalu Jung Sooyeon.. Chankaman!! Bukankah gadis itu mengatakan jika dia adalah manito Jung Sooyeon? Tapi jika dari posisi ini yang terjadi justru Sooyeon adalah manitonya.”

    If you know what I mean… XD

    Reply

    • navy99blue
      Apr 12, 2014 @ 14:06:03

      Hah? emang apa yg janggal? itu obrolan jaman chapter sblomnya kan?

      Reply

      • Deerice
        Apr 14, 2014 @ 13:46:14

        Buanyaaakkk.. Masa kak aish gak ngeh? Apa cma pura-pura gak ngeh?… Hahah
        Itu chpter 27.. Itu prsa’an gue ajh, atau cma ada sesuatu yg janggal.. Hahah. *tetep
        Ini gue rese gak sih kak?.. Tiap 1cpter, gue coment’y brulang-ulang.. Hahah
        Kyak yg maen lotre(?).. *ehh

      • navy99blue
        Apr 14, 2014 @ 13:57:19

        gak ngeh gue hahaha jelasin makanya.. wakakak
        woles aja mah lo mau komen srebu kali jg silakan haha

  43. Lee TaeNy
    Apr 12, 2014 @ 15:34:34

    Annyeong Thor^^

    Babo Yoong aku mencintaimu. Tidak cukupkah itu mnjadi alasan bagiku melakukan hal ini utkmu.? Ahhh nyesak bnget sama tu kata2. Semoga Hyunie baik2 saja.

    Reply

  44. shuangji
    Apr 13, 2014 @ 21:45:38

    Hyunnie gpp kn ? seo muncul di saat yg tpt buat nyelamatin yoong tp diri nya sndr malah terluka
    Kok kbtln bgt seo di sn, apa seo ngikutin yoong ?
    Moga seo gpp dan yoonhyun bs balik lg kyk dl

    Reply

  45. blackpearljess^^
    Apr 20, 2014 @ 13:04:22

    oh sh**tttttttt…
    di saat kondisi seo udh kaya gtu yoona msih tetep bertahan ga bilng cinta ke seo..??!!!!! gw bnr2 ga bngtt deh ama lw yoong.. *kebawa esmosi gw*

    lnjut ah ke part 42 gw udh ketinggalan kereta dehhh lol~

    Reply

  46. intan_lee
    Jul 31, 2014 @ 16:20:12

    holla author kesayangan aku :p
    Tbh gw udah baca VV 41 – 43 dr kemaren* tp baru sekarang baru bisa comment maafkan readermu ini author *sungkem*
    Btw VV makin ngeselin ya kak, tp makin bikin penasaran jg ahh pokoknya gw lope-lope sama FF loe hehe

    Reply

  47. yoongdictasticgorjes
    Jun 02, 2015 @ 11:49:44

    engga tega pas liat bgian trakhir . .yoong kmblilah brsma seohyun aq yakin jika klian bsa brthan brdua brsama klian jga pasti bsa mlalui nya . .
    taeny msih blom ad yg terbuka di tunggu aja lh . .

    Reply

  48. fildahanna97
    Apr 23, 2016 @ 22:48:30

    Tisu..mana..Tisu…T^T
    Aishhh ternyata jauh dri dugaan, mereka jauh dri cepet bwt mulai permainannya..
    Yoong..yoong.. kalau mau nyebrang jngn pke earphone -_-
    lu mah emang mau mati muda kayanya, jadi hyunnie yg kena kn
    semoga hyunnie selamet…
    dan yoonhyun blikan lagi.. :v i hope..
    YulTae moment againnnn…
    gua suka klo liat interaksi YulTae wkkwk
    berasa emak sm anak :v

    Reply

  49. Q'cho11
    Oct 01, 2016 @ 01:28:10

    😢 itu lah cinta tanpa. Berfikir.. siapa yg sakit nantinya😐

    Reply

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.